26 C
Semarang
Monday, 14 April 2025

Permukiman Kuno Diduga Ada di Mijen

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – Kawasan Mijen Kota Semarang diduga merupakan bekas kawasan permukiman kuno di masa lalu. Berbagai data dan temuan arkeologis memperkuat adanya permukiman di era kerajaan Mataram Kuno pada sekitar abad 8-10 masehi. Salah satunya adanya situs reruntuhan candi di Dusun Tempel Kelurahan Jatisari Kecamatan Mijen.

Arkeolog Tri Subekso menjelaskan, keberadaan situs Tempel yang berasal dari masa Jawa Kuno ini menunjukkan adanya permukiman masyarakat kuno di kawasan Mijen. “Biasanya, karakteristik terdiri dari rumah-rumah penduduk, bangunan suci yang terdiri dari candi dan petirtaan, serta lahan pertanian,” jelas lulusan Magister Arkeologi Universitas Indonesia ini, Rabu (4/3/2020).

Menariknya, tak jauh dari lokasi (situs Tempel), terdapat sebaran situs lainnya. Seperti situs Duduhan yang berupa struktur 1 bangunan candi induk dan 3 perwara yang tersusun dari bata. Ada juga sebaran komponen candi seperti yoni di Cangkiran. Selain itu, ada situs candi Trisobo di Boja. “Saya kira, masing-masing keberadaan situs cukup mengindikasikan letak sebaran permukiman kuno tersebut.” Data-data arkeologis ini, lanjutnya, memperkuat bukti tentang sudah adanya wanua-wanua (desa) yang merupakan bagian dari lanskap budaya periode Hindu-Buddha.

Kemarin, Tim Registrasi Nasional (Regnas) Cagar Budaya Kota Semarang bersama Dinas Pariwisata Kota Semarang mengunjungi situs candi di Dusun Tempel Kelurahan Jatisari Kecamatan Mijen Kota Semarang. Kepala Seksi Sejarah dan Cagar Budaya Dinas Pariwisata Kota Semarang Hariyadi Dwi Prasetyo menjelaskan, di lokasi yang merupakan bekas peternakan ayam petelur tersebut terdapat sejumlah batuan reruntuhan candi yang tidak terawat. Tim Regnas Cagar Budaya Kota Semarang bersama komunitas Dewa Siwa datang untuk mendata benda-benda yang diduga cagar budaya tersebut. “Nanti akan kita kaji lebih lanjut untuk tindakan yang akan dilakukan,” jelas Hariyadi.

Secara nyata, memang terlihat jelas sejumlah batuan yang mirip bagian sebuah candi. Di lokasi tersebut terdapat yoni yang relatif masih utuh. Yoni merupakan bagian penting dari candi Hindu. Yoni merupakan simbol dari Dewa Siwa. Biasanya yoni akan berpasangan dengan lingga yang dipasang bada lubang bagian ayas yoni. Sejumlah kemuncak candi juga terlihat bertebaran di sejumlah titik. Kemudian empat batuan bundar yang diduga umpak.

Tim juga mendata arca berbentuk sapi atau biasa disebut arca Nandi. Sayangnya arca ini sudah tidak utuh lagi. Bagian kepala sapi sudah patah tapi masih ada di dekat badannya. Nandi merupakan hewan tunggangan Dewa Siwa dalam mitologi Hindu. Batuan lain yang berserakan juga menunjukkan adanya pola tertentu. Biasanya itu merupakan bagian dari dinding candi. (ton/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya