26 C
Semarang
Saturday, 14 June 2025

Pulang Umrah Alami Gejala Mirip Korona

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Semarang – RSUP dr Kariadi Kota Semarang kembali mendapatkan pasien baru yang diduga terinveksi Coronavirus disease 2019 (Covid-19) setelah pasien tersebut pulang dari umrah. Setibanya di rumah pascaumrah, pasien tersebut mengalami gejala-gejala virus korona seperti demam dan batuk.

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP dr Kariadi Semarang Agoes Oerip Poerwoko menjelaskan, dari tujuh pasien tersebut, lima di antaranya sudah dipulangkan karena tidak mengalami gejala Covid-19. Mereka hanya khawatir terinfeksi virus mematikan tersebut sepulang dari luar negeri. Meski demikian, mereka tetap dalam pemantauan Dinas Kesehatan Kota Semarang.

“Sedangkan yang dua pasien lainnya sempat diperiksa di IGD, dan satu di antaranya sore ini (kemarin 3/2/2020) sudah diperbolehkan pulang. Sisanya dilakukan observasi. Meski demikian secara klinis, pemeriksaannya disebut bagus. Dia beberapa hari di rumah mengalami gejala seperti demam, batuk, tapi tidak sesak napas. Namun tetap dirawat karena memenuhi kriteria, ada riwayat dari luar negeri, yakni pulang dari umrah,” katanya.

Dikatakan, pasien tersebut berusia 60 tahun ke atas. Sehingga memiliki risiko tinggi terkena virus korona. “Semua pasien laki-laki,” ujarnya.

Menurutnya, semua pasien telah diperiksa dan diuji lab melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Litbangkes). Untuk itu, ia beranggapan bahwa hasil dari pemeriksaan itu sudah akurat.

Dijelaskan, jika dalam pemeriksaan pasien tersebut diketahui terinfeksi virus korona, maka maksimal dalam waktu 24 jam hasilnya akan dikirim ke daerah. Sebaliknya, jika terjadi sesuatu kepada pasien yang sedang dirawat di RSUP dr Kariadi, pihaknya juga akan segera berkomunikasi dengan Litbangkes agar segera memberi kepastian. “Untuk saat ini, kami belum pernah menerima laporan dari Litbangkes soal pasien yang positif korona,” katanya.

Sejauh ini, total keseluruhan pasien yang pernah ditangani RSUP dr Kariadi mayoritas berusia 40 tahun lebih. Untuk itu, ia menyarankan agar masyarakat selalu berhati-hati dan menjaga kesehatan.

Kepala Bidang Penangan Medis RSUP dr Kariadi Nurdopo Baskoro mengatakan, sekitar 16 ruang isolasi tambahan akan disediakan jika mengalami ledakan pasien suspect atau positif virus korona. Kendati demikian, pihaknya telah menyiapkan 18 kamar untuk isolasi pasien suspect atau positif virus korona.

“Segala kemungkinan kami sudah siapkan sejak awal. Sekitar 18 kamar untuk isolasi pasien sudah kita siapkan. Namun, jika keadaan genting, 16 ruangan yang lain juga telah kita siapkan di ruang Rajawali,” bebernya

Tidak hanya itu, kata Baskoro, beberapa sarana seperti dua ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dua ruang ICU untuk mendukung proses penyembuhan pasien. Untuk itu, pihaknya sudah siap jika sewaktu-waktu terdapat pasien suspect atau positif virus korona yang dirawat di RSUP dr Kariadi.

Selain mempersiapkan fasilitas untuk mengantisipasi virus korona, lanjut dia, RSUP de Kariadi juga telah menyiapkan petugas perawatan yang mumpuni. Petugas kesehatan tersebut sudah dibekali sesuai dengan standar pelayanan pasien virus korona.

“Sudah ada petugas kesehatan yang terlatih untuk menangani pasien yang terpapar virus korona. Bahkan baju khusus petugas kesehatan untuk menangani virus korona sudah dipersiapkan,” katanya.

Seperti yang diketahui, Presiden Joko Widodo telah mengumumkan terdapat dua warga Indonesia yang positif terkena virus korona. Karena itu, kesiapan rumah sakit ditingkatkan untuk mewaspadai jika ada ledakan pasien. Sebagai rumah sakit rujukan, RSUP dr Kariadi sendiri telah menyiapkan berbagai persiapan mulai dari sisi alur, SDM, sarana prasarana seperti alat pelindung diri (APD) hinggaa masker. Selain itu juga telah melakukan simulasi penanganan pasien beberapa waktu lalu.

“Saya kira dari tenaga medis sudah siap, kekhawatirannya kan jika ada pasien semakin banyak, maka ruang isolasi akan semakin banyak. Sudah ada ruang khusus untuk ledakan pasien, semua dijadikan isolasi,” imbuhnya.

Sebelumnya, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga telah menyiapkan 11 rumah sakit rujukan yang ada di Jateng. Rumah sakit tersebut sebelumnya juga telah dipersiapkan sejak 2007 lalu pada saat terjadi wabah flu burung. “Karena virusnya sama, jadi yang 11 ini diaktifkan lagi menjadi RS rujukan di Jateng,” tuturnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Moch Abdul Hakam mengimbau masyarakat Kota Semarang tidak perlu panik. Namun tetap meningkatkan kewaspadaan dan menjaga kesehatan dengan menjalankan pola hidup sehat penting dilakukan. Imunitas tubuh juga harus dijaga  “Jangan lupa tidak boleh stres, karena itu yang nanti akan menurunkan imunitas tubuh kita. Karena salah satu yang menjadi faktor risiko bahwa virus Covid-19 adalah karena daya tahan tubuh seseorang itu menurun,” katanya. (ifa/aro/bas)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya