RADARSEMRANG.ID, SEMARANG,- Hujan deras mengguyur Kota Semarang dengan durasi yang cukup panjang sejak Rabu (19/2) sore hingga Kamis (20/2) kemarin, mengakibatkan kemacetan di sejumlah ruas jalan, pohon tumbang, serta satu bangunan rumah roboh di Kampung Kulitan No 314 RT 4 RW 7 Kelurahan Jagalan, Semarang Tengah. Akibat bangunan rumah roboh itu, dua warga meninggal dunia, yaitu Sugeng, 59, dan anaknya, Tomy Yulianto, 25. Bapak anak tersebut meninggal setelah atap bangunan dua lantai yang ditempati untuk tidur itu mengalami runtuh bagian atapnya dan menimpa tubuhnya.
Sugeng meninggal secara tragis di lokasi kejadian sekitar pukul 04.30. Tubuhnya ditemukan tertimbun material atap bangunan tua setinggi kurang lebih 15 meter dengan posisi tertelungkup. Sedangkan anak bungsunya itu meninggal dalam perawatan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang akibat mengalami sejumlah luka di tubuhnya. Ia meninggal sekitar pukul 10.45.
Mendengar kejadian tersebut, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi langsung bergerak cepat (gercep) mendatangi bangunan rumah yang roboh. Selain menyampaikan bela sungkawa serta memberi bantuan, wali kota yang akrab disapa Hendi itu meminta jajarannya untuk segera menangani segala sesuatu secepatnya kepada keluarga korban. “Saya mendapat kabar setelah subuhan. Ada satu rumah yang roboh di daerah kulitan yang menelan korban meninggal dunia,” ungkapnya.
“Saya sudah sampaikan kepada jajaran terkait untuk segera membantu, menangani mulai dari pemakaman juga pembersihan reruntuhan puing bangunan yang runtuh,” kata Hendi, Kamis (20/2).
Di sisi lain Hendi juga akan mengusahakan untuk membedah rumah korban. Kebetulan pemerintah kota sedang melakukan program tersebut. “Kebetulan sebelum ke rumah korban, saya baru saja meresmikan program bedah rumah di Kelurahan Purwodinatan. Insya’ Allah keluarga korban kami back up,” jelas Hendi.
“Harapan saya kepada seluruh warga Kota Semarang, manfaatkanlah fasilitas rehab rumah tidak layak huni yang kami siapkan, tolong dicek plafon dan kayu-kayunya, kalau memang perlu diganti, sekiranya dari keluarga tidak mampu bisa memakai program kami,” tegasnya.
Sementara itu, saat Hendi berada di lokasi, tampak atap dan tembok-tembok rumah runtuh ke tanah. Dari penuturan ketua RT setempat yang juga saksi, Agus Sugito, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 04.30 saat hujan lebat.
“Saya mendengar suara gemuruh setelah subuh. Saya bersama warga lalu mengecek ke luar ternyata ada rumah roboh,” ujar Agus Sugito.
Saksi lain, M Fachri, yang tinggal di sebelah rumah korban menambahkan, saat kejadian, wilayah tersebut diguyur hujan sejak Rabu (19/2) sore hingga Kamis (20/2) pagi. Sedangkan bapak dan anak itu tidur berdampingan di kamar kecil di teras bangunan tua tersebut. Tiba-tiba atap bangunan di lantai dua tersebut mengalami runtuh dan menimpa keduanya.
“Awalnya ada suara gemuruh, ya kurang lebih sampai satu menit. Ternyata bangunan samping rumah saya runtuh. Suaranya kenceng banget,” ungkap M Fachri.
Pascakejadian tersebut, Tim BPBD Kota Semarang, Satpol PP Kota Semarang, dan Tagana dari Kota Semarang bersama relawan tampak berada di lokasi melakukan evakuasi. (bbs/mha/zal)