RADARSEMARANG.COM, SEMARANG–Hasil pertanian buah di Kota Semarang, ternyata punya potensi untuk masuk ke pasar ekspor. Andalannya adalah buah durian, jambu kristal, hingga kelengkeng.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Semarang Sumarno mengakui, durian Semarang memiliki potensi besar. Sayangnya, petani masih mengandalkan musim. “Saat kemarau, banyak petani durian yang gagal panen,” katanya saat acara serap aspirasi bersama anggota DPRD Jateng Agung Budi Margono, di Kelurahan Bubakan Mijen, Minggu (16/2) kemarin.
Sebenarnya agar hasil panen maksimal, petani memerlukan bantuan berupa pembuatan sumur atau peralonisasi yang menjadi kebutuhan dalam teknologi pertanian masa kini. “Pohon durian memerlukan penyiraman dua kali dalam sehari. Termasuk obat atau booster agar pohon bisa berbuah banyak dan rasanya enak,” tambahnya.
Dengan hasil panen yang melimpah, lanjut Sumarno, petani durian di Semarang siap menyasar pasar ekspor. Apalagi khusus durian Gunungpati, dikenal memiliki rasa yang manis dan daging yang tebal. “Buah dari Semarang ini bisa bersaing dengan buah dari Thailand ataupun China yang masuk ke Semarang, tentu dengan bantuan dari pemerintah,” jelasnya.
Anggota DPRD Jateng dari Fraksi PKS Agung Budi Margono mengatakan, kesejahteraan petani di Semarang bisa meningkat dengan cara menekan penghambatnya. Petani perlu air, sehingga Pemkot harus membangunkan saluran irigasi dan sumur.
Persoalan lain adalah pajak. Perlu diketahui, pertanian durian membutuhkan lahan luas. Jika pajak tanah mahal, petani merasa keberatan. “Dari segi pajak nggak boleh disamakan dengan kawasan perumahan. Karena itu, Pak Wali Kota Semarang bisa memberikan keringanan kepada petani dengan membuat Perwal untuk petani,” tambahnya.
Kepala Dinas Petanian Kota Semarang Hernowo Budi Luhur mengatakan, kualitas hasil pertanian di Semarang memang siap menatap pasar ekspor. “Jika membahas pasar ekspor, perlu ada keberlanjutan atau kontinuitas. Pengusaha dan pemerintah harus saling mendukung,” tambahnya. (den/ida)