RADARSEMARANG.COM SEMARANG – Gedung sekolah roboh terjadi di Kota Semarang. Selasa (7/1) kemarin, atap bangunan SD Negeri Palebon 01 di Jalan Panda Raya RT 05 RW 03 Kelurahan Palebon Kecamatan Pedurungan, diketahui roboh. Diduga kualitas baja ringan atap tersebut tidak kuat menahan beban. Ada dugaan, gedung sekolah yang direhabilitasi pada 2015 itu terdapat kesalahan spek baja ringan yang digunakan oleh kontraktor pelaksana.
Pantauan RADARSEMARANG.COM, atap gedung yang ambrol itu berada di lantai dua. Tepatnya di ruang kelas 5A, 5B, 6A dan 6B. Atap rangka baja ringan itu tiba-tiba runtuh. Tak sedikit yang patah. Genting juga berserakan. Pun sejumlah tembok juga ikut runtuh. Reruntuhannya mengotori ruang kelas hingga teras lantai dua. Tak hanya itu, plafon gipsum empat ruang kelas itu juga ambrol mengenai meja siswa dan guru.
Kejadian itu kali pertama diketahui penjaga sekolah, Edi Gunawan. Saat bangun tidur sekitar pukul 05.30, ia melihat atap bangunan sudah dalam keadaan runtuh.
“Tengah malam sekitar pukul 01.00, listrik sempat padam. Saya lalu tidur. Saya sempat bangun saat mendengar suara gemuruh. Tapi, saya tidur lagi. Baru pagi tadi (kemarin), saya melihat gedung lantai dua bagian atap ambrol. Ada empat ruang,” ungkapnya.
Melihat itu, saksi langsung melaporkan kepada Kepala Sekolah Rudi Haryanto, diteruskan ke Polsek Pedurungan. Pihak Polsek Pedurungan dan Unit Inafis Polrestabes Semarang yang mendapat laporan langsung menuju lokasi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebagai bahan penyelidikan.
“Ada saksi lain yang mengaku mendengar suara petir dan gemuruh sekitar pukul 03.00. Selanjutnya ketika waktu subuh melihat atap sekolah sudah runtuh,” kata anggota kepolisian yang enggan ditulis namanya.
“Yang jebol empat kelas. Luas ruangan kelas panjang 30 meter dan lebar 20 meter. Kami melihat bajanya kecil-kecil dan tipis, harusnya besar. Itu kan pakai genting, bebannya sangat berat. Selain itu, bentangan ruangannya juga panjang. Kemungkinan tidak kuat menahan beban. Ini masih dalam penyelidikan oleh Unit Tipikor,” imbuhnya.
Aparat kepolisian yang mendatangi lokasi langsung memasang police line dan meminta keterangan sejumlah saksi. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu. Hanya kerugian materiil yang diperkirakan mencapai Rp 200 juta.
“Kasusnya ditangani Tipikor. Ini kan baru olah TKP. Mengumpulkan dokumen, apakah itu murni bencana atau gagal konstruksi itu kan nantinya ahli yang menentukan. Jadi nanti kita datangkan ahli konstruksi. Pihak sekolah nanti juga akan dipanggil,” kata Kanit Tipikor Polrestabes Semarang AKP Ahmad.
Sekretaris Komisi D DPRD Kota Semarang Anang Budi Utomo saat meninjau SD Negeri Palebon 01 menduga ambrolnya atap sekolah itu lantaran ada kekeliruan dalam perencanaan. Pasalnya, dari segi usia bangunan yang kurang lebih baru empat tahun, seharusnya konstruksi masih kuat.
“Seharusnya dengan usia yang baru segitu (4 tahun), bangunan masih kokoh. Namun saya memang belum sampai detail melihat bagian yang roboh,” ujar Anang kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (7/1).
Dikatakan, jika spek bangunan sesuai, lanjutnya, seharusnya kondisinya masih bagus dan kuat. “Yang jelas kami kaget dan prihatin. Karena dilihat tampilan dari luar dan bekas atapnya yang ambrol, eternit finishing-nya pakai gipsum dan bagus. Tetapi ternyata kok bisa ambrol,” tuturnya.
Meski tidak ada korban jiwa, ia berharap kejadian tersebut menjadi bahan evaluasi dari Dinas Pendidikan Kota Semarang. Supaya lebih jeli memetakan bangunan sekolah mana yang rawan rusak.
“Kepala Disdik sudah matur jika 60 persen bangunan SD di Kota Semarang rawan rusak, apakah SD ini juga termasuk itu?” katanya setengah bertanya.
Pihaknya dalam waktu dekat akan memanggil dinas terkait untuk membicarakan persoalan ini.
Dikatakan, apabila benar bangunan tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi, hal itu seharusnya menjadi catatan dari Pemkot Semarang. Apalagi di halaman SD Negeri Palebon 01 masih ditempel MMT bertuliskan: Sekolah Ramah Anak. “Tentu ini ironis, sekolah ramah anak tapi kalau roboh begini jelas membahayakan peserta didik dan gurunya,” katanya. (mha/ewb/aro)