RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi terus memacu pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang. Utamanya membantu pengembangan UMKM dan memberi celah para pelaku usaha untuk meningkatkan ekspor. Pada 2019, pertumbuhan ekonomi di Semarang mencapai 6,52 persen dan menjadi daerah tertinggi di Jateng.
“Pertumbuhan ekonomi di Jateng ditargetkan sebesar 7 persen. Nah untuk mengejar itu, kita tekankan pada tiga hal yakni konsumsi, investasi dan ekspor pada 2020 ini,” kata wali kota yang akrab disapa Hendi kemarin.
Dari segi ekspor, Hendi akan menggerakkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) melalui kanal ekspor seperti Pelindo dan Angkas Pura. “Kita akan komunikasikan dengan kanal ekspor ini dan pelaku UMKM. Tujuannya agar ekspor bisa meningkat,” jelasnya.
Sementara dari segi konsumsi, di bawah kepemimpinannya, ia berusaha untuk mengurangi pengangguran dengan membantu memberi celah agar mudah mendapat pekerjaan. “Dengan pendapatan yang tinggi, tingkat konsumsi tentu akan semakin tinggi, misalnya saja bisa makan di restoran, memakai pakaian yang kualitasnya bangus. Nilai konsumsi ini juga salah satu faktor mendongkrak ekonomi,” tuturnya.
Sementara dari sisi investasi, Pemkot Semarang terus melakukan tindakan massive untuk menarik investor. Salah satunya dengan kemudahan perizinan dan sebagainya. Hasilnya, cukup positif. Banyak investor yang masuk dan mengurus izin untuk membuka usaha di Semarang. “Kawasan Kota Lama misalnya, banyak investor yang izin mendirikan hotal dan cafe di sana,” tambahnya.
Selain itu, kemudahan izin juga berdampak pada bisnis properti. Dengan masuknya investor properti yang bergerak di bidang perhotelan. Hendi menyebut saat ini akan ada hotel bintang lima di Kawasan Diponegoro dan Jalan Sisingamangaraja. “Teman-teman developer banyak yang masuk ingin investasi di Semarang, kami juga mengundang investor dari luar negeri, untuk kawasan TBRS dan Wonderia,” katanya.
Disinggung terkait progres TBRS dan Wonderia, Hendi mengaku masih dalam taraf komunikasi dengan investor, namun belum final. “Komunikasi sudah ada, tapi belum final,” pungkasnya. (den/zal)