RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Upaya membekali para wartawan dan redaktur dengan ilmu baru terus dilakukan Direktur RADARSEMARANG.COM dan Jawa Pos Radar Kudus, Baehaqi. Kali ini, bengkel redaksi disampaikan M. Nurchamim Ashadi, fotografer RADARSEMARANG.COM, yang baru pulang dari Singapura. Pelatihan diberikan kepada tim redaksi, online dan tim iklan kedua Radar di Taman Indonesia Kaya Semarang, Kamis (19/12) mulai pukul 08.00.
Sebelum bengkel redaksi digelar, diawali dengan sarapan bersama di sekitar panggung utama Taman Indonesia Kaya. Menu sarapan pagi itu adalah nasi ayam. Penjualnya, Ida, yang biasa mangkal di belakang kantor gubernuran. Pagi itu dagangannya diborong. Nasi ayam plus sate jerohan, sate ati, sate telur puyuh dan kerupuk.
Usai sarapan, tempat duduk diatur sedemikian rupa. Berselang-seling antara wartawan-redaktur RADARSEMARANG.COM dan Jawa Pos Radar Kudus. Setelah pembukaan oleh direktur, dilanjutkan materi yang disampaikan M. Nurchamim Ashadi. Juru foto yang sering menyabet juara lomba ini berbagi pengalaman hasil belajar jurnalistik di Singapura terkait pemanfaatan smartphone. Sebelumnya, selama sepekan, Amim –sapaannya—dikirim Gubernur Jateng Ganjar Pranowo belajar ke Singapura.
”Tuntutan zaman membuat kita harus lebih kreatif. Untuk menarik pembaca salah satunya adalah menciptakan konten menarik dan mengintegrasikan semua saluran media. Ya tho?” ujarnya.
Tidak hanya untuk memenuhi tuntutan zaman, pengambilan video wawancara nyatanya juga menjadi salah satu cara pendisiplinan wartawan. Bahwa pada dasarnya, wartawan harus turun langsung ke lapangan.
”Jadi begini. Agar gambar tidak goyang, gunakan kedua tangan untuk memegang smartphone. Cari posisi yang tepat, terkait pencahayaan, untuk mendapat gambar yang bagus,” jelasnya dengan mempraktikkan langsung menggunakan smartphone miliknya.
Kegiatan berbagi pengalaman berlangsung dua arah. Satu per satu pertanyaan muncul menghidupkan suasana. Seperti pertanyaan Pemimpin Redaksi Jawa Pos Radar Kudus Zaenal Abidin tentang berapa lama waktu ideal untuk pengambilan video. Pertanyaan lain menyusul, di antaranya terkait komposisi gambar.
“Setidaknya 90 detik. Kemudian mengenai komposisi, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah headroom. Kemudian posisi narasumber harus diberikan ruang pandang,” bebernya.
Usai berbagi materi, Nurchamim memberikan kesempatan praktik secara langsung. Pertama, ia meminta wartawan dan redaktur saling mewawancarai rekan di sebelahnya tentang fasilitas Taman Indonesia Kaya.
Tidak hanya wartawan dan redaktur, dalam praktikya, General Manajer RADARSEMARANG.COM Iskandar turut berlomba untuk menghasilkan gambar yang bagus. Dengan cukup bangga, ia menunjukkan hasil bidikan pada Pramono, divisi sirkulasi koran. Ia mengambil background tulisan Taman Indonesia Kaya dengan teknik tilt down seperti yang diajarkan Nurchamim.
Praktik kedua, Nurchamim meminta untuk mewawancarai masyarakat umum yang dijumpai di sekitar Taman Indonesia Kaya. Kali ini, terkait kondisi trotoar bagi para pedestrian. ”Ini untuk melatih mental kita. Di Singapura kemarin, saya diminta mewawancarai orang dari beberapa negara berbeda. Saya tidak tahu bahasanya, tapi saya harus menggunakan cara saya,” katanya menceritakan.
Sejumlah tas bermerek oleh-oleh Nurchamin dari Singapura melengkapi sharing jurnalistik tersebut. Tas-tas cantik itu sebagai hadiah kepada peserta pelatihan yang menghasilkan liputan paling cepat. Di antaranya Intan Maylani Sabrina, wartawati Jawa Pos Radar Kudus Biro Grobogan; Ida Norlayla, Redaktur Pelaksana RADARSEMARANG.COM, dan Sirojul Munir, Kepala Biro Grobogan Jawa Pos Radar Kudus.
”Saya menangkap dua hal dari yang disampaikan Mas Amim. Kemauan dan kedisiplinan. Sebenarnya mengenai teknik, teman-teman sudah bisa. Ayo, kita tingkatkan dua hal ini,” ujar Baehaqi menanggapi presentasi Nurchamim.
Tidak berhenti di Taman Indoensia Kaya, kegiatan belajar jurnalistik berlanjut di pool side kantor RADARSEMARANG.COM Jalan Veteran 55 Semarang. Kali ini, Baehaqi memimpin lagsung diskusi terkait konten. Ada 100 judul berita online Jawa Pos Radar Kudus lengkap dengan jumlah pembaca, ia sajikan. Direktur mengajak untuk menghayati, berita seperti apa yang seharusnya ditulis wartawan.
”Kita selalu tekankan nilai berita aktualitas, human interest, magnitude dan beberapa nilai berita yang selalu kita diskusikan bersama,” ujar Baehaqi yang kemarin mengenakan kaos bertuliskan ”I Love Semarang” warna putih.
Tidak hanya melalui judul berita, ia juga memberikan contoh melalui sejumlah tulisannya, terkait banyak hal. ”Intinya, wartawan itu harus turun ke lapangan. Dan ketika membuat tulisan, jangan meninggalkan hati nurani,” ujarnya menjawab pertanyaan yang cukup banyak dari para wartawan muda.
Kualitas wartawan memang menjadi perhatian utama Baehaqi. Bahkan, dengan telaten, beberapa hari lalu, ia mengajak sejumlah wartawan berkeliling Simpang Lima Semarang untuk melakukan pengamatan langsung. Sembari berdiskusi untuk menciptakan tulisan faktual. Bukan lewat teori yang terus dijejalkan, namun dengan praktik langsung yang mengasyikkan. Hal yang sama juga dilakukan di Jawa Pos Radar Kudus.
Pemimpin Redaksi RADARSEMARANG.COM Arif Riyanto mengatakan, ada beberapa berita di Radar Semarang yang mampu menarik cukup banyak pembaca. Menurutnya, berita tersebut hampir sama karakteristiknya dengan apa yang disampaikan Baehaqi “Yang disampaikan Pak Baehaqi ini bisa menjadi landasan kita dalam menulis berita yang disukai pembaca,” ujarnya dalam diskusi.(sga/aro)