RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Awal musim hujan, banjir sudah mulai mengancam warga Kota Semarang. Selasa (17/12) petang, banjir terjadi di wilayah RW 7, Kelurahan Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu. Banjir terjadi akibat menyempitnya aliran Sungai Beringin dan tumpukan sampah yang menyumbat Jembatan Ngebruk. Sungai Beringin pun meluap. Hingga wilayah yang terletak di Mangkang Wetan paling utara ini terimbas banjir.
“Tadi sekitar pukul 16.30, air sudah mulai meluap, karena penyempitan sungai dan sampah sungai tersangkut di jembatan,” kata Lutfi Azwar Anas, warga sekitar kepada RADARSEMARANG.COM.
Tidak ingin air sungai masuk ke perkampungan, akhirnya warga bergotong-royong membersihkan sampah yang menyumbat dengan alat seadanya dibantu oleh anggota Polsek Tugu dan Koramil Ngaliyan. “Tadi langsung dibersihkan, biar nggak masuk rumah,” tambahnya.
Meski tidak ada rumah yang terendam, air sungai tetap menggenangi wilayah perkampungan. Sampai petang kemarin, warga masih berjaga untuk mengantisipasi banjir susulan yang lebih besar. “Warga sudah bosan kebanjiran, kami mendesak agar normalisasi Sungai Beringin bisa segera dilakukan,” desaknya.
Di wilayah Mangkang Wetan sendiri, ada sejumlah RW yang rawan banjir. Di antaranya RW 3, 4, 5, 6 dan 7. Sedimentasi yang parah di Sungai Beringin, membuat wilayah Mangkang Wetan menjadi langganan banjir. Selain itu, banjir juga mengancam rumah warga di Jalan Kuda, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Ngaliyan dan Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu.
“Kami minta Pemerintah Kota Semarang mendesak agar normalisasi sungai dilakukan. Warga tidak ingin tiap hujan deras harus ketar-ketir, tiba-tiba banjir datang,” tambah Rofiul Amin, yang juga warga RW 7.
Lurah Mangkang Wetan Sugiman mengatakan, jika normalisasi Sungai Beringin merupakan kewenangan dari pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana. “Dari pemerintah kota kewenangannya pada pembebasan lahan. Saat ini, sudah hampir klir,” katanya.
Sugiman mengaku, normalisasi Sungai Beringin memang bisa dibilang mendesak. Pasalnya, ribuan rumah yang ada di Kelurahan Mangkang Wetan, berpotensi untuk terendam. Sungai Beringin sendiri melintasi semua tujuh RW di kelurahan tersebut. “Untuk banjir di RW 7 ini karena tumpukan sampah yang menyumbat, Alhamdulillah tidak ada rumah yang terendam,” jelasnya.
Walaupun tidak ada rumah yang tergenang, akibat banjir kemarin sedikitnya ada satu kapal nelayan yang mengalami kerusakan, yakni hanyutnya mesin kapal yang merupakan bantuan dari Dinas Perikanan Kota Semarang. “Kerugiannya sekitar Rp 20 juta, kapal tersebut milik Pak Rohman, warga RW 7,” bebernya.
Kecemasan warga juga tampak di Kelurahan Mangunharjo, yang dibelah oleh Sungai Plumbon. Meski tidak meluap, warga sudah bersiap untuk membersihkan sampah yang bisa menyumbat jembatan yang letaknya di RW 7. “Alhamdulillah aman, Mas. Warga juga sudah berjaga untuk membersihkan sungai dari sampah-sampah kayu yang biasanya nyangkut di jembatan,” kata Lurah Mangunharjo Sugiarti.
Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman menjelaskan, jika Pemerintah Kota Semarang telah menyiapkan anggaran pembebasan lahan untuk memuluskan normalisasi Sungai Beringin pada 2020 mendatang.
Politisi PDIP yang akrab disapa Pilus ini mengatakan, sedikitnya ada 15 bidang lahan yang belum dibebaskan, pada awal tahun nanti akan klir. “Pemkot sudah menyiapkan anggaran pembebasan, di pemerintah pusat juga sudah siap anggaran untuk normalisasi. Sebelumnya memang ada 15 bidang lahan yang belum dibebaskan,” katanya saat dihubungi RADARSEMARANG.COM.
Pilus mengakui, jika permasalahan banjir di Mangkang memang sangat mendesak. Setelah lahan selesai dibebaskan, nantinya normalisasi bisa dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juwana. “DPRD dan Pemkot tentu mendesak agar segera direalisasikan,” tegasnya.
Hujan yang mengguyur wilayah Kota Semarang kemarin juga mengakibatkan Jalan Kaligawe tergenang banjir. Genangan terlihat di depan Mapolsek Genuk dari arah barat menuju timur setinggi 40 sentimeter. Akibatnya, arus lalulintas macet total. Mulai terowongan Tol Kaligawe menuju arah Genuksari. Arus lalulintas menumpuk baik roda dua maupun roda empat. Begitu juga arus lalu lintas arah sebaliknya.
“Jalannya macet, mulai bawah terowongan Tol Kaligawe hingga ke arah Jalan Arteri Yos Sudarso. Pengendara motor aja sampai Genuk butuh waktu 45 menit. Kalau mobil dan truk bisa sampai 1 jam lebih. Padahal biasanya tak sampai 5 menit,” ungkap salah satu driver ojek online, Trio, kepada RADARSEMARANG.COM, Selasa (17/12).
Genangan banjir juga terlihat di depan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang dan di pertigaan masuk Terminal Terboyo. Genangan air di tepi jalan mencapai ketinggian 20 sentimeter. Genangan banjir paling tinggi di depan Mapolsek Genuk, yang hampir mencapai knalpot sepeda motor. Aparat Polsek Genuk juga turun di lokasi untuk mengatur arus lalulintas dari arah barat menuju timur maupun sebaliknya. “Pengendara motor diharap hati-hati, karena arus lalulintas di sini padat, banyak kendaraan besa, karena merupakan jalur utama,” kata Kapolsek Genuk Kompol Zaenul.
Meski genangan banjir di lokasi ini cukup tinggi, namun air tidak sampai masuk ke permukiman warga. (den/mha/aro)