RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Beberapa tahun terakhir Pemerintah Kota Semarang di bawah kepemimpinan Wali Kota Hendrar Prihadi telah mengeluarkan berbagai kebijakan di sektor pendidikan. Mulai dari meningkatkan kesejahteraan guru PNS dengan memberikan tunjangan penghasilan pegawai. Menyetarakan kesejahteraan guru honorer dengan gaji minimal setingkat UMR. Hingga menggratiskan 41 sekolah swasta pada 2020 di Kota Semarang.
Berbagai kebijakan tersebut praktis menjadikan guru – guru di Kota Semarang memiliki tingkat kesejahteraan paling tinggi di Provinsi Jawa Tengah. Tak hanya itu, Kota Semarang juga menjadi role model pemerintah daerah lainnya dalam memberi perhatian pada sekolah swasta. Atas kesungguhan dan komitmen Pemerintah Kota Semarang di dalam memajukan sektor pendidikan itu, PGRI pun mengapresiasi dengan memberikan Anugerah Dwija Praja Nugraha. Penghargaan diterima langsung oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Anugerah Dwija Praja Nugraha diberikan kepada Kota Semarang pada puncak Peringatan HUT ke-74 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional 2019 di Stadion Wibawa Mukti Cikarang, Bekasi. Secara simbolis penghargaan diserahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Anugerah Dwija Praja Nugraha sendiri merupakan apresiasi tertinggi dari guru- guru yang tergabung dalam PGRI kepada kepala daerah yang memiliki komitmen kuat untuk memajukan kualitas pendidikan, dan mengupayakan peningkatan kesejahteraan guru. Penghargaan ini diberikan kepada Kota Semarang berdasarkan hasil penilaian dan verifikasi yang dilakukan oleh Pengurus Besar PGRI. Berdasarkan usulan dari pengurus PGRI Kota Semarang dan pengurus PGRI Provinsi Jawa Tengah.
Usai menerima penghargaan, Hendi –sapaan akrab Wali Kota Semarang– menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada para guru dan semua pihak yang terus memberikan perhatian terhadap kemajuan pendidikan, khususnya di Kota Semarang. Ia menuturkan bahwa segala kebijakan pendidikan di Kota Semarang tidak akan berjalan jika hanya pemerintah saja yang ngotot. Adanya dukungan dari banyak pihak pada dunian pendidikan di Kota Semarang, salah satunya tergambar dari kebijakan sekolah swasta gratis yang akan diberlakukan pada 7 TK swasta, 14 SD swasta, dan 20 SMP swasta di Kota Semarang.
“Pola pikirnya dulu. Karena yang berada di bawah kewenangan Dinas Pendidikan hanya sekolah negeri, maka seakan – akan yang diberi perhatian hanya yang sekolah negeri saja, ya gurunya, ya muridnya, ya fasilitasnya. Hari ini tidak bisa begitu, karena namanya bukan Dinas Pendidikan Negeri, tapi Dinas Pendidikan saja, maka yang swasta juga harus mendapat perhatian,” tutur Hendi.
“Untuk itu, sebenarnya semangat menggratiskan sekolah swasta, yang terus diupayakan agar benar – benar terwujud tahun depan, adalah pintu masuk untuk memberikan perhatian besar. Baik kepada gurunya, muridnya, juga fasilitas penunjangnya,” tegas Wali Kota Semarang ini. (bbs/aro)