RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Asosiasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Kota (Askot) Semarang meminta pengelolaan dua lapangan kepada pemerintah kota untuk menunjang pembinaan pemain. Yakni Lapangan Sidodadi dan Lapangan Mijen.
Ketua Askot Semarang Alamsyah Satyanegara Sukawijaya menuturkan, pihaknya memang membutuhkan lapangan berstandar baik untuk pembinaan pemain muda. Namun karena keterbatasan tempat, membuat pihaknya kesulitan mencari tempat alternatif untuk latihan para atlet dan klub anggota Askot. Alasan tersebut yang membuat pihaknya meminta pemerintah kota untuk memberikan pengelolaan dua lapangan tersebut. Agar memenuhi standard yang sesuai untuk pembinaan.
“Dengan mengelola sendiri, kita bisa mandiri untuk memperbaiki lapangan. Tidak perlu menunggu pemerintah melakukan perbaikan. Jadi jika standarisasi cepat selesai, program pembinaan juga dapat segera dilakukan,” ujar pria yang akrab disapa Yoyok Sukawi itu.
Jika permintaan tersebut dikabulkan, pihaknya berencana akan memperbaiki Lapangan Sidodadi terlebih dahulu. Baik dari segi lapangan maupun infrastruktur akan dibenahi. Sehingga dapat digunakan untuk pembinaan 25 klub anggota Askot. Setelah itu baru Lapangan Mijen menyusul. Pihaknya memproyeksikan Lapangan Mijen tidak hanya dapat digunakan untuk pembinaan Askot saja. Namun pembinaan pemain muda bagi PSIS Semarang.
“Kita akan melakukan rapat kerja bersama 25 anggota untuk menentukan program kerja 2020. Termasuk di dalamnya membahas tentang pengelolaan lapangan jika dikabulkan oleh wali kota,” pungkasnya.
Ketika dikonfirmasi Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi belum dapat memutuskan. Pihaknya tengah menunggu proposal dari Askot terkait permintaan tersebut. Baru setelah masuk dirinya dapat memberikan jawaban setuju atau tidak memberikan izin pengelolaan dua lapangan tersebut
“Ya silahkan saja memasukkan proposal. Nanti akan saya pertimbangkan setelah proposal masuk,” ujarnya singkat. (akm/zal)