RADAR SEMARANG.ID, SEMARANG – Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jawa Tengah, telah memetakan daerah rawan longsor saat musim penghujan. Data sementara ada delapan daerah yang masuk kategori rawan. Antara lain, ). Kabupaten Pekalongan bagian selatan, Banjarnegara bagian utara dan tenggara, dan Pemalang bagian selatan. Juga Purworejo bagian utara, Banyumas (sebagian kecil), Wonosobo (sebagian kecil), Kebumen utara, dan Purbalingga (sebagian kecil)
”Curah hujannya paling tinggi dan tingkat kerentanannya perlu diwaspadai,” ujar Kepala Dinas ESDM Jateng Sujarwanto Dwiatmoko.
Hasil pemetaan daerah rawan longsor telah disampaikan kepada kabupaten/kota masing-masing, untuk melakukan tindakan mitigasi.
”Peta yang kami sampaikan cukup detail karena dengan skala 1:50.000. Kami tandai, ada daerah warna merah itu rentan gerakan tanah. Letaknya hampir semua di perbukitan dan lereng. Kuning dan hijau adalah daerah yang masih terbilang aman,” ujarnya dengan menambahkan bahwa data ini selalu di-update setiap saat.
Untuk daerah dengan tingkat kerawanan tinggi, ia meminta masyarakat waspada. Sebab, hanya dengan satu atau dua pemicu saja, longsor dapat terjadi. Terutama adalah air. Sebab saat ini sudah memasuki musim penghujan. ”Kalau hujan 2 jam berturut, bagi penduduk lereng itu rentan dan perlu waspada,” ujarnya mengingatkan.
Ia meminta masyarakat untuk melakukan persiapan sebelum hujan. Diantaranya memastikan saluran drainase berfungsi baik. Kemudian, menutup retakan tanah agar tidak ada air yang masuk. ”Secara umum masyarakat di daerah lereng harus mewaspadai. Kalau di lereng, ada baiknya retakan ditutup. Paling tidak, cara masuk air di lereng itu dikendalikan,” ujarnya.
”Termasuk beban lereng. Di lereng tajam dengan sifat batuan buruk. Beban lereng dikurangi,” imbuhnya.
Di Jawa Tengah, longsor sudah terjadi di Banjarnegara. Ia meminta daerah lainnya yang berpotensi longsor waspada untuk menghindari adanya korban. Ia meminta masyarakat untuk mengenali tanda-tanda kapan mereka harus segera mencari tempat aman.
”Penting juga bagi masyarakat untuk memelihara Early Warning System (EWS) yang sudah terpasang,” tandasnya. (sga/zal)