29 C
Semarang
Saturday, 12 April 2025

Identix Batik Pentas di London, Owner: Mahasiswa Harus Ubah Mindset

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Peluang industri kreatif untuk masuk di pasar ekspor bisa dibilang sangat tinggi. Salah satunya adalah industri kreatif yang berhubungan dengan fashion, contohnya batik. Batik Indonesia sendiri saat ini mulai mendunia dan diminati oleh pasar luar negeri.

Owner Identix Batik, Irma Susanti mengatakan, peluang industri kreatif untuk pasar luar negeri sangatlah luas. Diferensiasi produk dan keunikan batik ternyata tidak dimiliki oleh negara lain.

“Batik tulis, punya peluang ekspor yang besar. Produk Identix misalnya, diminati oleh pasar luar negeri. Seperti Eropa,” kata Irma saat menjadi pembicara dalam seminar nasional & talk show bertajuk The Golden Way To Be Young Entrepreneur, di Polines Semarang kemarin.

Ia menjelaskan, batik yang ia buat memanfaatkan peluang yang tidak dimiliki negara lain ataupun pelaku bisnis batik tulis pada umumnya. Irma begitu ia disapa, memproduksi batik kustom dengan corak dan desain limited. Sehingga lebih eksklusif sekaligus memancarkan karakter pemakainya.

Tahun lalu, Irma dan Identix Batik diajak pentas bareng fashion show di Potters Fields Park London Inggris. Dalam gelaran Indonesian Weekend. Ia menampilkan 12 koleksi corak batik kustom yang dipadukan dengan kain sutera, serta berbagai material lainnya. “Batik punya kekuatan budaya. Hal inilah yang bisa dijual sekaligus melestarikan. Peluang bisnis yang besar ini, saya manfaatkan dengan memadukan teknologi,” tambahnya.

Kepada para mahasiswa, Irma mengajak anak muda kreatif. Salah satunya mengubah mindset, maaping dan melakukan planning bisnis. Agar target yang dicanangkan bisa tercapai, serta tak lupa untuk terus berinovasi.

“Dulu saya berpikiran, lima tahun ke depan Identix bisa seperti apa, Alhamdulillah saat ini dikenal sebagai produsen batik yang kental dengan budaya Indonesia,” bebernya .
Pembicara lainnya adalah Bagas Chandra Barista dari Foto Kopi, yang kini memiliki empat buah gerai di Semarang, yang lebih menekankan akan self branding dan produk branding ketika akan merintis atau sedang memiliki sebuah usaha.

“Self branding adalah pelayanan, keramahan dan lainnya. Porsinya sebesar 75 persen, sedangkan produk branding komposisinya 25 persen. Jadi bisa dibilang pelayanan adalah hal yang paling mendasar dalam bisnis,” tambahnya. (den/zal)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya