RADARSEMARANG.COM, SEMARANG –Warga RW 04 Kelurahan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur mengandalkan pengurangan sampah melalui handy craft. Ini bertujuan mengurangi sampah terutama plastik. Juga memacu masyarakat kreatif memanfaatkan barang bekas menjadi barang-barang multiguna.
Usaha ini jadi andalan warga mengikuti Lomba Kampung Hebat 2019-2020 yang diadakan oleh RADARSEMARANG.COM dengan Pemerintah Kota Semarang. RW 04 mendaftar kategori Kampung Kreatif dan Inovatif.
“Terlebih di sini kan rumahnya Pak Wali Kota (Hendrar Prihadi, Red), jadi ya harus bersih dan tentunya kreatif dan inovatif. Melalui pengurangan sampah ini kan otomatis kampung jadi bersih. Dan kreatifnya kampung kita menjadi lebih indah,” kata Lurah Lempongsari Dilinov Kamarullah.
Ketua pelatihan kerajinan Bel_Incraft Irawati menambahkan, usaha ini akan sangat membantu ekonomi masyarakat menengah ke bawah. “Tidak semua warga itu mampu. Yang menjadi ibu rumah tangga ya biar ada pekerjaan daripada ngerumpi. Kalau buat barang-barang seperti ini kan jadi bermanfaat, dan tentunya membantu Pak Jokowi dalam mewujudkan ekonomi kreatif,” ujarnya.
Menurut Ira, sapaan akrabnya, barang-barang yang semula tidak memiliki harga jadi bernilai. “Dulunya ya Rp 5 ribu, pas kita buat kreatif jadi berharga Rp 50 ribu. Itu kan salah satu manfaat daripada sampah menumpuk,” tandasnya.
Adanya bank sampah juga menjadikan lingkungan ini bersih dan tidak kumuh. Meski begitu, kerja bakti juga dilakukan setiap sebulan sekali. Dilinov menggerakkan masyarakat untuk peduli lingkungan dengan cara membuat selokan untuk antisipasi banjir, mengadakan gerakan pungut sampah, membuang sampah pada tempatnya.
Salah satu warga, Dadang Sutisna melihat antusiasme warga terhadap pengolahan sampah. Ke depannya warga akan mengadakan lomba antar-RW. “Mengembangkan masyarakat sekaligus membantu mendukung programnya Wali Kota dengan pengolahan sampah. Ibu-ibu mau memungut sampah dan dibuat bank sampah untuk jadi kas,” katanya.
Adapun yang menjadi pemandangan utama adalah adanya Taman Tematik Beliksari. Di taman tersebut, berbagai hasil kreativitas warga dipajang untuk menghiasi taman. Mulai dari lampion gelas plastik, bunga matahari dari botol bekas, hiasan dari kain perca, tempat duduk dari ban bekas, hingga taman bermain untuk anak-anak. Adanya sendang atau sumber air juga menjadikan kampung ini memiliki daya tarik sendiri. Mengikuti perkembangan zaman, tak lupa wifi menjadi hal penting yang disediakan.
Di luar hal itu, kampung ini juga mengedepankan penanaman tanaman, baik untuk obat-obatan maupun bunga hias. Setiap Minggu, Pasar Krempyeng Kemedol Lempongsari yang baru dimulai 29 September lalu menjadi wadah bagi warga yang memiliki Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk menjual olahan dan produk yang mereka buat. “Kami awali dengan senam agar lebih sehat. Kemudian tujuannya untuk mewadahi mereka yang mau memasarkan produk. Bisa membantu masyarakat yang keadaan ekonominya masih rendah,” tambah Dilinov yang baru menjabat 3 bulan ini. (cr5/ton)