RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Ekspor hasil perikanan di Jawa Tengah sampai September lalu cukup membahagiakan. Dari data yang ada, nilai ekspor mencapai Rp 2,1 triliun, dengan produk eksepor sebesar 35.478 ton.
Kepala Balai Karantina Ikan dan Pengembangan Mutu Hasil Perikanan (BKIPM) Semarang Raden Gatot Perdana mengatakan, produk perikanan yang di ekspor pada September lalu, sebanyak 57 komoditi. Tujuannya di 28 negara diantaranya Amerika, Jepang, Malaysia, China.
“BKIPM telah merilis sertifikat kesehatan ikan dan produk perikanan tujuan ekspor sebanyak 4.164 lembar. Dari semua komoditi yang di ekspor, telah memenuhi syarat dan dilengkapi sertifikat layak konsumsi,” katanya kemarin.
Komoditas ekspor yang menjadi unggulan adalah daging rajungan, surimi, cumi-cumi, udang dan daging nilai. Nilai ekspor daging rajungan sendiri menyentuh angka Rp 718 miliar atau setara dengan 2.302 ton. “Amerika masih menjadi tujuan ekspor tertinggi dengan angka Rp 763 miliar,” tuturnya.
Menurutnya, China juga merupakan daerah tujuan ekspor yang masuk lima besar dengan volume tonase produk perikanan tertinggi yaitu mencapai 11.042 ton, disusul Jepang 5.460 ton. “Khusus September ini, capaian volume ekspor sebanyak 5.006 ton. Angka ini merupakan posisi tertinggi selama kurun waktu tahun 2019,” ujarnya.
Dari segi nilai ekspor, lanjut dia, pada September lalu mencapai Rp 246 miliar, meningkat dibandingkan Juli dan Agustus yang nilainya hanya Rp 229 miliar. Sementara jumlah sertifikasi kesehatan ikan pada September lalu mencapai 544 lembar, mengalami peningkatan dari bulan Juli yang di angka 465 dan Agustus 517. “Kami meningkatkan pengawasan demi meningkatkan mutu dan keamanan hasil perikanan, agar mampu bersaing dengan negara lain,” tandasnya. (den/zal)