28 C
Semarang
Saturday, 25 October 2025

PKB Ingin Lima Menteri

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2019 mendatang, PKB mulai menyinggung komposisi kabinet yang akan disusun Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin. Sebagai partai pengusung Jokowi dan Ma’ruf Amin, PKB merasa menjadi faktor penentu kemenangan Jokowi – Ma’ruf Amin, khususnya di Jateng dan Jatim.

Ketua DPP PKB Bidang Pendidikan dan Pesantren, KH M Yusuf Chudlori menegaskan, PKB selalu siap untuk diajak bicara tentang komposisi kabinet dan menyiapkan kader terbaiknya untuk duduk di kursi menteri. Dalam koalisi itu, PKB tidak hanya sebatas pengusung, tetapi sangat terasa struktur dan caleg caleg PKB bergerak masif untuk memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf. “Terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur, PKB menjadi salah satu faktor penentu kemenangan Pak Jokowi. Juga kerja keras Jaringan Perempuan NU yang dikonsolidasi Waketum PKB Ibu Ida Fauziyah,” katanya.

Gus Yusuf, menambahkan, PKB juga berperan menangkal terhadap isu-isu yang menimpa Jokowi saat Pilpres. Dengan ruang yang dibuka lebar oleh PKB untuk Jokowi datang ke pondok-pondok pesantren, hal itu secara otomatis menangkal isu-isu negatif.

Soal jatah menteri untuk PKB, Gus Yusuf menjelaskan, PKB merasionalisasi dukungan kerja keras PKB dengan alokasi kursi menteri. Tahun 2014, PKB mendapat 4 kursi. “Soal menteri adalah prerogratif Presiden, tapi kalau kader partai sebaiknya merupakan rekomendasi dan perintah dari ketua partai. Kalau PKB ya harus atas perintah Ketum PKB Gus Muhaimin minimal 4-5 kursi. Ini akan lebih bisa dikontrol program-program ke depan,” tambahnya.

Ketua DPW PKB Jateng ini menambahkan, setelah pelantikan, Presiden harus secepatnya mengimplementasikan UU Pesantren. Sebab, lahirnya UU merupakan kesepakatan antara DPR dan Pemerintah. Dalam pandangannya, salah satu ukuran Presiden serius melaksanakan UU Pesantren adalah dengan memilih figur menteri agama yang paham soal pesantren. “Menteri agama harus memiliki kultur dan ilmu tentang pesantren. Figurnya harus mempunyai suasana kebatinan yang pas dengan pesantren,” tambahnya. (fth/ton)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya