RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Kenaikan APBD Kota Semarang signifikan setiap tahunnya, tapi tetap belum setinggi kota – kota besar lain. Di sisi lain juga dengan tanggung jawab yang semakin besar, jumlah PNS dalam berberapa tahun terakhir terus berkurang. Maka ini dua tantangan besar untuk pengembangan Kota Semarang. “Untuk itu mulai tahun 2013 kita membangun Semarang Smart City, supaya PNS kerjanya dapat lebih efektif dan efisien, serta masyarakat bisa ikut terlibat,” ungkap Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi.
Hal tersebut disampaikannya saat menjadi pembicara dalam kegiatan The 2nd International Conference on Smart City Innovation (ICSCI) 2019 yang diselenggarakan di Gedung ITC Universitas Diponegoro (Undip), Rabu (9/10).
Dalam paparannya, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi ini secara mendalam mengemukakan bahwa Semarang Smart City menjadi jawaban atas dua tantangan besar pengembangan Kota Semarang. Menurutnya, melalui konsep Smart City, seluruh pekerjaan di Pemerintah Kota Semarang terhubung dalam sebuah sistem, sehingga rantai birokrasi yang lama bisa dipercepat, bahkan dipangkas.
“Kami juga tak lagi membangun berdasarkan asumsi, tetapi dengan data agar tepat sasaran. Sehingga masalah yang ada dapat langsung ditangani, tidak berulang pekerjaannya,” jelas Hendi.
Hendi menggambarkan pada 2011 hampir separo wilayah Kota Semarang jalannya rusak dan rawan banjir. Hal itu mengakibatkan investasi yang masuk ke Kota Semarang kurang dari Rp 1 triliun. Kondisi buruk itulah yang kemudian membuat tren laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang cenderung rendah.
“Alhamdulilah saat ini dengan pola kerja yang lebih baik, pertumbuhan ekonomi meningkat 6,52 persen, pertumbuhan investasi meningkat menjadi Rp 27,5 triliun, penurunan angka kemiskinan yang dibarengi dengan penurunan luas wilayah kumuh, penurunan wilayah rawan banjir juga sejalan dengan peningkatan kondisi jalan baik,” syukur Hendi.
“Kesejahtetaan masyarakat juga meningkat jika menilik Indeks Pembangunan Manusia di Kota Semarang yang semula 77,52 meningkat menjadi 82,72,” tandasnya.
Hendi pun menekan jika hal tersebut menjadi bukti nyata implementasi Smart City berupa sistem perencanaan, sistem pembangunan, sistem pelayanan, dan sistem pelaporan, membuahkan hasil yang baik bagi pembangunan di Kota Semarang.
Contohnya dengan pemanfaatan call center dan sistem Lapor Hendi yang mempermudah pelaporan kondisi di lapangan agar segera ditindaklanjuti, pemanfaatan situation room sebagai ruang monitor dan kontrol terpadu, pemanfaatan big data guna pendataan masyarakat miskin agar dapat ditangani secara tepat sasaran. (*/zal/aro)

