RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Sungguh malang nasib MN, 20, warga Wonogiri, Jawa Tengah. Perantauannya di Kota Semarang justru dinodai oleh enam orang pria bejat. MN dipemerkosa di sebuah kebun di kawasan Jalan Empu Sendok Raya, Kelurahan Pudak Payung, Kecamatan Banyumanik pada Minggu (15/9) lalu.
Saat ini, korban masih trauma atas kejadian yang dialaminya. Bahkan sebelumnya juga sering pingsan. MN sendiri sebagai pekerja swasta di daerah Kecamatan Banyumanik.
Kejadian yang dialami MN berawal pada Sabtu (14/9) malam. Saat itu korban usai nonton pertunjukan kesenian di daerah Kelurahan Srondol Kulon. Ketika hendak pulang ke kos di daerah Pudakpayung, korban bertemu teman kenalanya dari facebook, bernama Febri alias FP, warga Semarang.
“Pulang dari Srondol Kulon, korban naik Gojek turun di depan SPBU Kalipepe. Di situ salah satu pelaku (FP) memanggil korban kemudian diajak untuk berkumpul melihat trek-trekan,” ungkap Waka Polsek Banyumanik AKP Suradi Kamis (3/10).
Tak selang berapa lama, ketika menginjak Minggu (15/9) dinihari pukul 01.00, petugas dari Polsek Banyumanik melakukan patroli di lokasi trek-trekan atau balap liar. Kedatangan petugas membuat pelaku balap liar membubarkan diri. Hingga akhirnya, korban juga diajak kabur pelaku FP yang saat itu bersama lima orang rekannya yakni, CH, 28, RA, 25, NH, 32, ADP, 32, dan YAP, 16, dan berhenti di Taman Bumirejo Pudakpayung, Banyumanik. Di tempat tersebut korban mulai mendapat perlakukan asusila oleh enam orang pelaku.”Karena di tempat tersebut kondisinya masih ramai, kemudian mencari tempat sepi, akhirnya menuju ke kebun di kawasan Jalan Empu Sendo Raya, Pudakpayung,” katanya.
Di tempat yang sepi ini, kemudian pelaku melancarkan aksi bejatnya secara bergiliran. Sebenarnya, korban telah berontak. Namun karena kalah tenaga dan diancam, korban hanya pasrah.”Korban dipaksa, diancam,” bebernya.
Setelah puas melampiaskan nafsu birahinya, kemudian korban diantar oleh pelaku menuju kosnya di Pudakpayung. Ironisnya lagi, pelaku kembali melakukan perkosaan secara bergiliran terhadap korban di tempat kos korban.
Setelah puas, para pelaku kemudian meninggalkan kos korban yang tidak berdaya. Korban pun sempat menyembunyikan peristiwa itu kepada siapapun. Namun karena kesehatan korban tidak kuat dan sering pingsan, maka korban mulai menceritakan hal tersebut kepada rekan kerjanya.
“Waktu itu korban masih takut untuk cerita. Namun ketika di tempat kerja ada rekan kerjanya yang mencurigai perilaku korban, termasuk ibu angkatnya. Dia (korban) jalannya nggak normal dan sering pingsan,” terangnya.
Dari situ akhirnya korban memberanikan diri untuk menceritakan kejadian tersebut. Hingga kemudian, korban diantar rekannya melaporkan kejadian ini ke Mapolsek Banyumanik Kamis (19/9) lalu. Pihak kepolisian langsung bergerak cepat menindaklanjuti pelaporan tersebut akhirnya berhasil menangkap para pelaku.
“Korban ini mengenal salah satu pelaku akhirnya kita dengan tim Reskrim melakukan penyelidikan dan menangkap satu persatu akhirnya berhasil menangkap lima pelaku pada hari Jumat, dan satu pelaku sempat DPO, Minggu berhasil kita tangkap,” jelasnya.
Suradi menyebutkan, para pelaku nekat melakukan perbuatan tersebut lantaran di bawah pengaruh minuman beralkohol. Sedangkan otak kejahatan ini adalah pelaku FP. (mha/zal)