RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Sudah kesekian kali RADARSEMARANG.COM mengadakan Ngopi Jurnalistik. Menjadi kegiatan rutin selama kepemimpinan Direktur RADARSEMARANG.COM Baehaqi. Tempatnya pun berpindah-pindah. Mulai di taman kantor, Taman Gajahmungkur Kota Semarang, hingga pernah juga di Dataran Tinggi Dieng Wonosobo dengan praktik langsung mengamati fenomena embun upas.
Ngopi Jurnalistik kali ini berbeda dari biasanya karena digelar bareng Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi. ‘Bapaknya’ warga Kota Semarang. Kota Lama menjadi pilihan Direktur Baehaqi. Kawasan yang menjadi kebanggaan warga Kota Lunpia karena gaungnya yang menasional. Bahkan mendunia. Berkat pembangunan yang getol dilakukan Pemerintah Kota Semarang.
Ngopi Jurnalistik kali ini digelar di Filosofi Kopi kawasan Kota Lama Semarang. Wali kota tiba pukul 15.30. Ikut mendampingi Kabid Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappenda) Kota Semarang, Budi Prakoso. Wali kota yang akrab disapa Hendi ini disambut secara langsung oleh Direktur Baehaqi. Tepat di depan Filosofi Kopi keduanya menunjukkan keakraban dengan salam adu banteng. Disusul General Manager Iskandar dan Pemimpin Redaksi Arif Riyanto secara berurutan.
Di dalam kafe, seluruh wartawan dan redaktur RADARSEMARANG.COM siap menyambut. Tak hanya wartawan Kota Semarang, hadir juga wartawan dari Magelang, Temanggung, Wonosobo, Salatiga, dan Demak. Sengaja kafe disetting normal. Tak ada sterilisasi. Pengunjung lain juga asyik ngopi. Wali kota langsung bergabung dalam suasana santai di kursi yang telah disiapkan.
Hendi membuka obrolan santai sore kemarin setelah dikenalkan satu per satu karyawan RADARSEMARANG.COM oleh Baehaqi.”Saya terus terang kaget. Saya tadi dihubungi, katanya Mas Baehaqi dan teman-teman Radar Semarang mau bertemu. Saya kira masih dalam frame wawancara. Ternyata berkumpul di sini,” ujar wali kota sambil tersenyum.
”Saya rasa silaturahmi ini penting dalam rangka kekancan, guyub. Saya lihat Radar Semarang banyak kemajuan selama dipimpin Mas Baehaqi. Terutama dalam hal komunikasi. Setiap saat menjalin komunikasi, sharing info,” imbuhnya.
Menurut Hendi, sinergi ini dinilainya penting dalam rangka mendukung penbangunan Kota Semarang. Terutama menciptakan suasana damai di masyarakat. Ia menilai, belum ada sebelumnya yang menempatkan wali kota sebagai subjek. Bukan sekadar objek pemberitaan.
“Ibarat kata, berteman tidak hanya saat saya jadi wali kota,” ujarnya dengan menatap Direktur Baehaqi yang menyimak dengan senyum khasnya.
Meski demikian, suami Tia Hendrar Prihadi ini juga menekankan bahwa sinergi antara pemkot dengan media, dalam hal ini Radar Semarang, bukan berarti meniadakan kritik. Pemerintah justru perlu masukan-masukan, salah satunya lewat pemberitaan media. ”Dengan demikian bisa bermitra dengan baik. Saling mengisi dan mengoreksi,” tandasnya.
Kesempatan ini pun dimanfaatkan wartawan dan para redaktur RADARSEMARANG.COM untuk berbincang seputar kota Atlas. Mulai dari keberhasilan pembangunan Wali Kota Hendrar Prihadi hingga mampu mengatasi rob di Semarang. “Warga Tanah Mas, sekarang senang karena rumahnya mulai laku. Karena sudah tidak kena rob,” ujar Hendi dengan menambahkan bahwa memang masih ada beberapa yang perlu diperhatikan.
Menurut Hendi, pembangunan akan terus dilakukan, misalnya pembangunan underground Simpang Lima. Hingga nantinya penataan mal dan hotel di kawasan Simpang Lima akan serupa dengan Singapura. Juga pembangunan trem di Semarang dan beberapa mega proyek lainnya.
Secara bergantian, Redaktur M Rizal Kurniawan, Redaktur Pelaksana Ida Noor Layla dan Pimpinan Redaksi Arif Riyanto melontarkan pertanyaan kepada wali kota, menciptakan dialog sore yang asyik tanpa sekat. Sesekali wali kota dan direktur menikmati kopinya. Juga pohung goreng dan pisang penyet. Hingga tanpa terasa, Ngopi Jurnalistik bersama wali kota berlangsung 1,5 jam. Acara ngobrol dengan wali kota dipungkasi dengan foto bersama di trotoar depan Filosofi Kopi yang sudah disulap menjadi spot foto yang cantik tepat pukul 17.00.
Pada acara Ngopi Jurnalistik episode kali ini Direktur Baehaqi menyampaikan bahwa wartawan perlu menyatu dengan daerahnya dan dengan masyarakatnya. Termasuk dengan kepala daerahnya. Namun demikian, ia menekankan, harus tetap pada pijakan-pijakan jurnalisme, utamanya integritas. ”Wartawan harus membumi. Namun tetap berpijak pada integritas,” ujar pria yang juga Direktur Jawa Pos Radar Kudus ini. (sga/aro)