RADARSEMARANG.COM, SEMARANG–Pasar Sentiling menjadi magnet tersendiri bagi pengunjung Festival Kota Lama, Jumat malam (13/9) kemarin. Mulai terlaksana sejak tahun 2012. Namun, nama Pasar Sentiling mulai familiar digunakan sejak tahun 2014 dan masih tetap jadi yang paling dicari.
Sejak dibukanya Festival Kota Lama oleh Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, ribuan pengunjung sudah mulai terlihat di area Pasar Sentiling. Pasar yang di dalamnya berisi ratusan stand kuliner khas Kota Semarang tersebut, memang menjadi buruan pengunjung setiap Festival Kota Lama digelar.
Kuliner-kuliner tradisional dan legenda tersedia dengan berbagai tampilan. Harga yang dipatok beragam, mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 50.000. Beberapa pengunjung mengaku memang sudah menunggu munculnya pasar kuliner khas tersebut.
Seperti yang diungkapkan oleh Sumartini, 41, warga Lamper Tengah. Ia bersama tiga anaknya sengaja menyempatkan diri ke Kota Lama, hanya untuk merasakan euforia pasar kuliner Sentiling. “Setiap tahun pasti ke sini. Karena di pasar ini, kita selain bisa menikmati kuliner juga ada spot-spot foto yang menarik. Itu anak-anak saya suka,” ujar Sumartini.
Pasar Sentiling tahun ini diinisiasi oleh Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang dengan menggandeng Go Jek. Peran Go Jek yaitu menyediakan fasilitas pembayaran di setiap stand kuliner. Setiap pengunjung bisa bertransaksi dengan penjual kuliner menggunakan Go Pay. Selain menggunakan Go Pay, pengunjung juga bisa membayar dengan uang mainan.
Untuk uang mainan dapat ditukar di kasir yang terletak pada tiga titik arena Pasar Sentiling, yaitu arena bagian depan, tengah dan arena belakang. “Jadi, buat pengunjung yang akan mencicipi aneka jajanan di Pasar Sentiling, jangan lupa tukarkan terlebih dulu uang tunainya,” tandasnya.
Jika pengunjung lelah berjalan mengitari Pasar Sentiling dan ingin bersantai, disediakan arena taman lampion untuk bersantai dan berfoto di sebelah pasar. Festival Kota Lama 2019 ini, akan berlangsung selama 10 hari.
Rencananya akan berakhir pada 22 September mendatang. Selain Pasar Sentiling dan Taman Lampion, agenda lain yang diselenggrakan yaitu booktalk, pameran Jepara, pameran karya sketsa, pameran kopi susu dan masih banyak keseruan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi juga turut mengunjungi dan berkeliling di Pasar Sentiling. Bahkan beberapa kali Hendi, sapaan akrabnya terlihat mampir di stand untuk mencicipi beberapa kuliner khas Kota Semarang. Hendi mengatakan jika festival ini merupakan kali ke delapan digelar. “Ini merupakan bentuk konsep bergerak bersama,” ujar Hendi.
Bahkan karena adanya beberapa inovasi, ia optimistis Festival Kota Lama di tahun ini akan lebih ramai dari tahun sebelumnya. Selain digelar dengan waktu yang cukup panjang yakni selama 11 hari, rampungnya revitalisasi Kota Lama membuat festival ini lebih meriah dibanding sebelumnya. “Dulu sebelum direvitalisasi, Kota Lama suram, lampu kurang terang, ada judi ayam, PSK. Tapi hari ini, kelihatan bersih,” katanya.
Diakui Hendi, sejauh ini, revitalisasi Kota Lama memang baru 95 persen. Masih ada pembangunan yang tengah direncanakan di Mberok dan Bundaran Bubakan. Meski belum mencapai 100 persen, menurutnya, Kota Lama sudah dapat meningkatkan jumlah pengunjung di Kota Semarang.
Hal ini dapat dilihat dari statistik kunjungan wisata yang mana pada 2011 lalu jumlah kunjungan wisatawan berada pada angka dua jutaan. “Sedangkan, pada 2018 lalu mencapai lima jutaan. Pada tahun ini, Hendi optimistis target tujuh juta dapat terlampaui,” tuturnya. (ewb/ida)