RADARSEMARANG.COM, SEMARANG — Ratusan mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Unnes menuangkan kritikan di tembok sepanjang 40 meter, Sabtu (31/8). Mereka mengkritisi berbagai permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan. Misalnya pencemaran udara atau masalah laut yang kotor dipenuhi sampah plastik akibat dari ulah manusia tidak bertanggungjawab. Dalam menuangkan kritiknya mahasiswa menggunakan kuas dan cat sebagai media.
“Peserta (lukis) mural itu bisa menuangkan gagasannya atau melukis sesuai dengan ide yang disampaikan melalui lukisan,” kata Ketua Panitia Rahina Nugrahani.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari Semarang International Illustration Festival (SIIF) 2019. SIFF tahun ini diikuti ilustrator dari 24 negara yang mewakili lima benua berbeda. Total ada 150 karya yang dipamerkan. “Sebenarnya panitia menerima 400 karya lebih yang harus dipilih dalam pameran ini melalui proses kurasi,” jelasnya.
SIIF yang berlangsung dari 27 Agustus sampai 4 September ini mengangkat tema eARThvironment. Para seniman merespon dengan berbagai persoalan lingkungan. Mereka menyampaikan isu, gagasan, pesan, harapan, mengenai segala persoalan lingkungan yang terjadi saat ini.
“Responnya sangat positif semua karya-karya yang tampilkan merupakan karya terbaik tidak hanya ilustrator yang berasal dari akademisi tetapi juga ilustrator profesional dari berbagai negara yang memberikan respon positif dengan menampilkan karyanya yang berkaitan dengan persoalan lingkungan,” akunya. (hid/ton)