33 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Jalan Panjang Hendi Bangun Kota Lama

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Bertepatan dengan momen peringatan Hari Tata Ruang (Haritaru) Dunia yang jatuh pada Kamis, 8 November 2012, Hendrar Prihadi yang kala itu baru saja memegang pucuk pimpinan Pemerintah Kota Semarang bertolak ke Jakarta menuju Kantor Kementerian PU. Bukan tanpa alasan, dirinya berniat untuk serius melakukan pembenahan Kota Lama Semarang dengan menandatangani Piagam Komitmen Kota Pusaka. Penandatanganan tersebut dinilainya perlu untuk dapat mendorong berbagai pihak, baik dari luar maupun dari Kota Semarang sendiri untuk memprioritaskan pembangunan Kota Lama, sebagai bagian dari pelestarian warisan budaya Indonesia, bahkan dunia.

Piagam komitmen itulah lantas yang digunakan oleh Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi untuk menarik perhatian seluruh lapisan masyarakat agar mau berkontribusi dalam pembangunan Kota Lama Semarang. Tak hanya itu, melalui piagam komitmen itu, Pemkot Semarang secara bertahap dan terencana menerapkan standar penataan dan pelestarian kota pusaka, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengembangan kerja sama, hingga memberikan alokasi anggaran guna merealisasikan rencana pengembangan Kota Lama.

Adapun rob dan banjir di Kawasan Kota Lama Semarang menjadi tantangan besar pertama yang harus dihadapi oleh Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, saat itu. Dirinya bergerak cepat melakukan penanganan. Kawasan Kota Lama sebagai bagian yang diupayakan tertangani dengan Mega Proyek Penanganan Banjir di Kota Semarang senilai Rp 1,7 triliun. Rob dan banjir Kawasan Kota Lama Semarang sendiri mulai teratasi dengan peningkatan Sistem Drainase Perkotaan Kali Semarang pada 2013.

Tantangan selanjutnya dihadapi, yaitu bagaimana Pemerintah Kota Semarang mampu memprovokasi serta mendorong para pemilik gedung di kawasan Kota Lama, untuk dapat melakukan revitalisasi aset masing – masing. Pasalnya, dari 245 bangunan yang ada pada Kawasan Kota Lama Semarang, 177 bangunan merupakan milik pribadi, dan 68 lainnya milik swasta. Hal itu tentu saja menyulitkan Hendi selaku Wali Kota Semarang untuk dapat melakukan perubahan besar di Kota Lama, sebabnya gedung – gedung tersebut yang menjadi daya tarik sesungguhnya. Pembangunan kawasan publik yang dilakukan oleh pemerintah pun dirasa tak cukup untuk mengangkat Kota Lama.

Pemerintah Kota Semarang bersiasat, sebuah gedung yang menghadap Taman Sri Gunting Kota Lama dibeli pada 2014, untuk kemudian direstorasi menjadi menarik kembali. Pembenahan gedung bernama Oudetrap tersebut kemudian diharapkan mampu merangsang seluruh pemilik gedung di Kota Lama untuk kembali menaruh perhatian pada asetnya masing – masing. Hal itu tentu saja disamping upaya keras melalui pembenahan fasilitas publik, seperti Taman Sri Gunting dan Taman Garuda untuk dapat menghidupkan kembali Kota Lama sebagai kawasan perdagangan potensial.

Komitmen Hendi untuk dapat mengembangan kawasan Kota Lama kemudian diperkuat dengan adanya rencana pembangunan kawasan bersejarah dalam visi misinya pada Pemilihan Wali Kota Semarang 2015. Hendi yang saat itu maju sebagai calon petahana memasukkan Kota Lama sebagai salah satu rencana utama pengembangan kepariwisataan Kota Semarang.

Memasuki 2016, Hendi yang terpilih kembali sebagai Wali Kota Semarang melakukan gebrakan dengan menegaskan akan habis – habisan dalam pengembangan pariwisata sebagai perwujudan visi Semarang sebagai kota perdagangan dan jasa yang hebat. Dengan kebijakannya tersebut, maka secara otomatis pengembangan Kota Lama sebagai bagian aset wisata potensial di Kota Semarang menjadi salah satu prioritas teratas. Dirinya lantas kemudian bergegas mereformasi Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) dengan melantik pengurus baru pada Maret 2016.

Hendi sendiri mengharapkan kepengurusan BPK2L yang baru dapat sejalan dengan beberapa program yang telah direncanakannya untuk Kota Lama Semarang. Apalagi dengan masuknya beberapa pemilik gedung di Kota Lama dalam kepengurusannya, BPK2L dirasa dapat membantu Pemerintah Kota Semarang dalam menjalankan pola pembangunan bottom-up (dari atas ke bawah). Di sisi lain, BPK2L dapat menjadi penjembatan bagi dirinya bersama Pemerintah Kota Semarang dalam mendiskusikan rencana pembangunan Kota Lama kepada seluruh pemilik gedung di kawasan bersejarahan Kota Semarang tersebut.

Namun sayangnya, masyarakat yang ada di Kota Lama Semarang tak hanya para pemilik bangunan bersejarah saja. Hal itu karena beberapa ruas di Kota Lama Semarang juga penuh dengan para pedagang kaki lima yang berjualan. Bahkan di ruas Jalan Kepodang saat itu setiap harinya ramai dengan aktivitas sabung ayam hingga prostitusi jalanan di malam hari. Sebuah babak baru dihadapi Hendi, di mana dirinya banyak disibukkan dengan menghadapi pihak – pihak yang memprotes rencananya untuk mensterilkan Kota Lama. Upaya persuasi pun terus dilakukan sepanjang 2016, hingga akhirnya Kota Lama dapat terlihat lebih bersih dari sebelumnya.

Pasca itu, pada 2017, Hendi kemudian bersiap melakukan pembangunan infrastruktur fisik besar – besaran di Kawasan Kota Lama Semarang, sebagai upaya revitalisasi potensi wisata Kota Semarang. Kementerian PUPR yang pernah disambanginya pada 2012 hadir mendukung rencana Hendi tersebut. Tak kurang dari anggaran sebesar Rp 160 miliar dikucurkan untuk pengembangan Kawasan Kota Lama Semarang dengan skema proyek multi years. Kementrian yang dipimpin oleh Menteri Basuki Hadimulyono itu pun turut serta bersama Pemerintah Kota Semarang yang dipimpin Hendi, memulai pembangunan fisik pada 2017.

Dalam prosesnya, pembangunan fisik Kawasan Kota Lama Semarang bukan tanpa tantangan. Meski telah ada BPK2L, Hendi tetap harus beberapa kali turun langsung berdiskusi dengan para pemilik gedung di masyarakat di Kawasan Kota Lama yang merasa terganggu dengan aktifitas pembangunan yang berlangsung. Antara lain terkait akses jalan masuk ke Kawasan Kota Lama Semarang yang harus ditutup cukup lama untuk memaksimalkan pembangunan, hingga beberapa event yang harus tertunda penyelenggaraannya karena kondisi lokasi yang tidak ideal.

Dalam sebuah pertemuan di Cafe Teko Deko,  Kota Lama Semarang, bulan April 2018, Hendi kemudian mengakomodasi aspirasi masyarakat di Kawasan Kota Lama Semarang dengan memerintahkan agar pengerjaan proyek Kawasan Kota Lama Semarang tidak menutup semua jalan. “Saya tekankan, jangan sampai ada rencana revitalisasi yang menutup semua jalan, harus dikerjakan bertahap. Jadi, hari ini saya tuntaskan, saya akan lakukan koreksi terhadap seluruh kegiatan di Kota Lama baik yang sifatnya revitalisasi maupun penyelenggaraan event agar tidak merugikan sedulur-sedulur di Kota Lama,” tegas Hendi kala itu.

Kini menginjak 2019, Kota Lama Semarang telah menampilkan wajah yang sangat berbeda, bisa dikatakan berubah 180 derajat dibanding kondisinya terdahulu. Masyarakat yang baru menaruh perhatian pada Kota Lama baru – baru ini bahkan mungkin tak menyangka jika kawasan tersebut dulu merupakan kawasan kumuh yang penuh dengan PGOT. Tapi rencana Hendi untuk Kota Lama tak berhenti sampai di sini. Revitalisasi Kota Lama tahap 2 serta pengaturan lalu lintas kawasan untuk dapat lebih nyaman dilalui masyarakat dengan berjalan kaki pun bersiap dilakukan.

Hendi menuturkan jika pada 2019 ini Kota Semarang menargetkan kunjungan wisata sebesar 7,5 juta wisatawan. Sehingga Kota Lama Semarang diharapkan dapat menjadi daya tarik utama dalam mencapai target kunjungan wisata tersebut. Tentu saja disamping daya tarik lainnya seperti Kampung Pelangi, Semarang Bridge Fountain, Gedung Lawang Sewu, Kelenteng Sam Poo Kong, dan beberapa objek wisata lainnya seperti kampung  tematik yang tersebar di 177 Kelurahan. (*/aro)


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya