RADARSEMARANG.COM, SEMARANG- Pemberian tali asih kepada para Wanita Pekerja Seks (WPS) di dua lokalisasi, yakni Sunan Kuning (SK) dan Gambilangu (GBL) akan ditangani secara mandiri oleh Pemkot Semarang. Pasalnya, Kementerian Sosial (Kemensos) yang berjanji akan menyediakan tali asih, sampai sekarang belum juga ada kejelasan.
Kepala Dinas Sosial Kota Semarang Muthohar menjelaskan, jika pemberian tali asih kepada WPS di dua lokalisasi tersebut akan dianggarkan di APBD Perubahan 2019. “Saat ini masih kita siapkan,” ujar Muthohar, Jumat (23/8).
Sebelumnya, Kemensos akan ikut menggelontorkan anggaran pemberian tali asih kepada para WPS. Namun karena tak ada kejelasan, Pemkot Semarang akhirnya memutuskan memberikan tali asih melalui APBD Perubahan. Tentunya dengan adanya anggaran dari Kemensos tersebut akan semakin membantu pemerintah daerah dalam hal ini Pemkot Semarang dalam upaya penutupan lokalisasi.
Dikatakan Muthohar, Pemkot Semarang juga sudah melakukan konsultasi beberapa kali dengan pihak Kemensos. Namun jawaban pasti dari Kemensos terkait dana tali asih sampai saat ini tidak ada kejelasan.
“Memang awalnya akan dibantu oleh Kemensos, tapi karena lokalisasi yang ditutup seluruh Indonesia, ada yang dibantu Kemensos dan ada yang mandiri,” ujarnya.
Dikatakannya, dalam proses konsultasi dengan Kemensos selalu prosesnya lambat. “Sehingga Pemkot komitmen menyiapkan anggaran,” tuturnya.
Langkah yang diambil Pemkot Semarang menggunakan anggaran APBD Perubahan ini dalam upaya penutupan merupakan bentuk perhatian kepada WPS.
Meski begitu, anggaran yang digunakan akan dilakukan bertahap. Artinya, dua lokalisasi itu tidak langsung dianggarkan. Dalam APBD Perubahan ini, baru dilakukan penganggaran untuk para WPS Sunan Kuning. Sedangkan anggaran untuk WPS lokalisasi Gambilangu akan dilakukan pada tahap berikutnya.
Ia juga memastikan jika nantinya tidak akan ada pemotongan dana tali asih yang diberikan. Pendistribusian akan dilakukan melalui sistem transfer perbankan. Artinya, pemkot benar-benar ingin terbuka dan tidak ingin ada tali asih yang diselewengkan ataupun salah sasaran. “Dinsos Kota Semarang tidak ada potongan tali asih. Kami pun mengajak bank agar pemberian tali asih dilakukan secara transparan,” ujarnya.
Terkait besaran tali asih, memang pihaknya belum bisa mengatakan secara pasti. Ia juga menepis besaran tali asih yang sudah beredar di lapangan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, APBD Perubahan hingga kini masih dalam evaluasi Gubernur Jawa Tengah.
Setelah APBD Perubahan sudah pasti, Muthohar akan segera mengumumkan besaran tali asih. “Berkaitan dengan nilai berapanya nanti kalau sudah saatnya pasti kami sampaikan,” ujarnya.
Di sisi lain, proses validasi WPS melalui sistem pembuatan rekening bank masih terus berjalan di Sunan Kuning. Setiap harinya petugas dari perbankan hadir di balai pertemuan Sunan Kuning melayani pembuatan rekening oleh WPS.
Salah satu WPS Sunan Kuning, RF, 37, menuturkan, sampai saat ini memang pendistribusian tali asih belum dilakukan.“Belum dilakukan, kita baru diminta membuat rekening bank dulu,” ujar WPS asal Kabupaten Temanggung tersebut.
Seperti diketahui, jumlah WPS Sunan Kuning berdasarkan data Dinsos Kota Semarang sebanyak 441 orang. Memang validasi data masih terus dilakukan. Memastikan bantuan tali asih nantinya bisa terdistribusi tepat sasaran. Untuk jumlah WPS di Gambilangu mencapai 193 orang. Data tersebut juga masih terus dilakukan validasi untuk memperoleh kesamaan. (ewb/aro)