RADARSEMARANG.COM, SEMARANG-Pemkot Semarang berduka. Ini setelah Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Semarang Ayi Yudi Mardiana meninggal dunia, Senin (12/8) kemarin. Yudi mengembuskan nafas terakhir di RSUP dr Kariadi sekitar pukul 10.30. Kepergian Yudi tidak hanya menyisakan duka yang mendalam bagi keluarganya, tapi juga rekan kerja di lingkungan Pemkot Semarang, utamanya pegawai Bapenda Kota Semarang. Selama ini, ayah dua anak itu dikenal sosok yang humble, perhatian, dan humoris. Bahkan pria kelahiran Bandung 6 Maret 1962 itu selalu bisa mencairkan suasana, memecah ketegangan saat rapat. Namun di balik semuanya itu, Yudi tidak begitu terbuka soal sakit jantung yang dideritanya.
“Semangat kerja beliau tinggi, kepada bawahannya itu selalu adil dan suka mencairkan suasana saat tegang. Tapi kalau masalah kesehatannya tidak pernah di-share,” ujar Elly Asmara, Kabid Pajak II Bapenda Kota Semarang kepada RADARSEMARANG.COM.
Menurut Elly, Senin (5/8) pagi pekan lalu, sebelum menjalani perawatan di RSUP dr Kariadi, Yudi masih ngantor seperti biasa dan mengikuti apel pagi. Usai apel, Yudi mengumpulkan semua kabid dan sekretaris. Suami dari Sri Sunarti SE itu meminta doa yang ikhlas karena akan menjalani operasi. Ia juga meminta bawahannya bekerja optimal.
“Senin pagi masih kerja. Semangat sembuh tinggi. Bahkan dia ingin cepat-cepat operasi agar bisa sembuh dan beraktivitas kembali. Senin sore kemudian dia menjalani observasi di RSUP dr Kariadi,” tandas Elly.
Elly juga mengenang ketika Yudi merayakan ulang tahun ke-16 putri keduanya, Alda Julina Rasendria, secara meriah di salah satu hotel di Semarang pada 21 Juli lalu. “Biasanya kan ulang tahun dirayakan saat umur 17 tahun, sweet seventeen, tapi ini justru umur ke-16. Apa mungkin itu firasat juga saya tidak tahu,” ujarnya.
Kepala DPMPTSP Kota Semarang Ulfi Imran Basuki mengaku tidak menyangka sahabatnya itu telah dipanggil Yang Maha Kuasa dengan cepat. Ulfi sendiri terakhir bertemu saat apel pagi pada Senin (5/8) lalu. “Senin pagi ketemu, kami ngobrol santai. Beliau orangnya suka bercanda. Humoris. Selama ini juga tidak pernah terlihat sakit atau apa. Bahkan saya lihat kondisi fisiknya tambah gemuk, seger, saya pikir juga tidak sakit. Dia adalah orang yang baik,” ujar Ulfi.
Bahkan koran ini juga sempat berkomunikasi melalui WhatsApp (WA) pada Senin sore itu. “Saya mondok di RS om,” ujarnya di chat WA. Kemudian koran ini bertanya terkait sakit yang dideritanya. Sebab, selama ini, dia tidak menunjukkan kondisi sakit. “Penyumbatan pembuluh darah ke jantung,” balasnya. “Semoga lekas sembuh njih Pak,” chat WA koran ini. “Amin ya robal alamin” balas Yudi pada pukul 20.19.
Yudi menjalani operasi penyumbatan pembuluh darah ke jantung pada Kamis (8/8). Setelah menjalani operasi, ayah dari Aldi Riski Yudistira dan Alda Julina Rasendria ini tidak sadar hingga akhirnya dikabarkan meninggal pada Senin (12/8) pukul 10.30 kemarin.
Setelah sempat disemayamkan di rumah duka di Jalan Candi Kalasan Selatan III No 10, Manyaran, Kota Semarang, jenazah Yudi dibawa ke kampung halamannya di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Ia akan dikebumikan di tempat kelahirannya tersebut. Sebelum dibawa ke kampung halamannya, Senin (12/8) kemarin, para pelayat berdatangan ke rumah duka. Tampak Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Abioso Seno Aji dan seluruh jajarannya, para Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kota Semarang, para pejabat lain, dan Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sejak pintu masuk ke perumahan tersebut, puluhan karangan bunga dari rekan, mitra kerja, berjajar sampai ke pintu rumah duka. “Jenazah akan dibawa ke rumah keluarga besarnya di Ciamis, Jawa Barat, dan dimakamkan di sana,” ungkap Kepala Bagian Humas Pemerintah Kota Semarang, Wing Wiyarso.
Pantauan di rumah duka, sejak jenazah datang, Wali Kota Semarang beserta semua Kepala OPD langsung melakukan salat jenazah. Isak tangis keluarganya pecah saat jenazah Yudi tiba di rumah duka. “Hari ini (kemarin) kita tidak kehilangan teman kerja saja, namun saudara kita semua. Beliau orang yang sangat baik,” ujar Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang.
Pada kesempatan tersebut, Hendi juga menceritakan jika sebelum kabar duka tersebut diterimanya, almarhum sempat mengirimkan pesan singkat kepada dirinya terlebih dahulu. Isi pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp itu adalah sebuah permintaan maaf.
“Saya ingat persis sebelum beliau masuk rumah sakit sempat chat WhatsApp (WA) saya dan teman-teman. Beliau menyampaikan permintaan maaf dan minta izin pada Senin atau Selasa lalu. Chat WA-nya masih tersimpan di nomor saya. Pak Wali mohon maaf saya akan menjalani operasi. Mudah-mudahan diberi kelancaran,” ungkap Hendi yang membacakan isi pesan almarhum.
Seketika, setelah memperoleh pesan tersebut Hendi membalas akan selalu mendoakannya dan berharap proses operasi dapat berjalan lancar. (ewb/zal/aro)