RADARSEMARANG.COM, SEMARANG – Perubahan skema baru trip dan insentif yang dilakukan oleh Gojek Indonesia, belum lama ini mendapatkan aksi protes dari ribuan driver online di Kota Semarang, mulai dari melakukan off bid hingga turun ke jalan pada Jumat (2/8) pekan lalu.
Skema baru yang diberlakukan oleh Gojek Indonesia bagi mitra Go Car yakni skema harian 12 trip mendapat insentif Rp 85 ribu, 16 trip mendapat tambahan Rp 30 ribu, dan 19 trip mendapat tambahan Rp 60 ribu. Jika bisa memperoleh tiga tingkatan trip, maka insentif tersebut menjadi komulatif .
Selain skema harian, diberlakukan juga skema baru mingguan, di mana disebutkan jika dalam satu minggu driver mampu mengalkulasi 80 trip mendapat insentif Rp 205 ribu, 100 trip dapat insentif Rp 205 ribu, dan 120 trip mendapat insentif Rp 425 ribu. Ini ternyata dikeluhkan oleh para mitra driver online.
“Perubahan skema ini, pada dasarnya adalah upaya untuk menjaga pendapatan mitra driver secara jangka panjang. Tarif dasar yang kami gunakan juga sesuai dengan PM 118,” kata Head Regional Corporate Affairs Gojek Indonesia Wilayah Jateng, Arum K. Parsodjo, kemarin.
Menurut Arum, adanya perubahan skema ini juga dilakukan upaya mendorong demand pelanggan oleh Gojek Indonesia. Dengan skema insentif baru, lanjut Arum, malah akan membantu para mitra driver tidak harus bekerja di jam kerja yang panjang setiap harinya. Sehingga memberikan fleksibilitas bagi mitra driver dalam bekerja.
“Langkah ini untuk mengakomodasi cara kerja mitra driver yang berbeda-beda. Dengan skema baru ini juga, kami coba mendorong demand masyarakat menggunakan Gojek, misalnya seperti promosi dan lainnya agar ada keseimbangam,” jelasnya.
Menurutnya, perubahan mekanisme skema insentif tersebut juga telah mematuhi terhadap Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 118 tentang Tarif Batas Atas dan Batas Bawah. Menurut dia, Gojek Indonesia sudah melakukan penerapan tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan akan terus memantu perkembangannya dengan Kementerian Perhubungan.
“Kami sampaikan bahwa insentif adalah bonus tambahan yang diberikan Gojek demi menjaga kualitas layanan. Skema insentif akan selalu menyesuaikan dengan kondisi pasar, karena tujuan utama skema insentif adalah untuk mengupayakan titik temu terbaik antara permintaan pelanggan dan ketersedian mitra Gojek,” paparnya.
Sementara itu, District Head Gojek Indonesia Semarang, Adhitya Mulyono menjelaskan jika Semarang merupakan wilayah dengan kontribusi terbesar di Jateng, disusul Jogjakarta. Terkait skema perubahan insentif sendiri, pihaknya sudah melakukan sosialiasi kepada para driver melalui berbagai kopdar juga mediasi dan komunikasi. “Gojek intinya ingin mejadi super application, yakni bisa menggerakan barang, orang dan uang. Bukan hanya sebagai alat transportasi, namun juga apa yang didapatkan oleh mitra, pelanggan dan lainnya dalam aplikasi ini,” tandasnya. (den/zal)