RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Dua pembicara hadir dalam kegiatan Sosialisasi Instrumen Akreditasi Perguruan Tinggi (IAPT) Menuju Institusi Unggul dan Pemantauan Program Studi yang diselenggarakan oleh Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) belum lama ini.
Kedua pembicara tersebut adalah Direktur Dewan Eksekutif Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) Prof. Ari Purbayanto, dan Anggota Dewan Eksekutif BAN PT Dr. Slamet Wahyudi. Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VI Bhimo Widyo Andoko, juga hadir untuk membuka secara resmi kegiatan ini.
Strategi Pencapaian Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) Unggul dibagikan oleh Prof. Ari Purbayanto dalam paparannya. Strategi tersebut antara lain adalah dukungan sarana dan prasarana pembelajaran yang memadai, dukungan dosen yang memiliki kualifikasi dan kompetensi unggul, kurikulum pendidikan yang termutahirkan sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan pasar kerja serta Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang berjalan baik.
Lebih lanjut disampaikannya bahwa tantangan bagi pendidikan tinggi terus berkembang. Setiap tahunnya berdiri 168 perguruan tinggi baru dimana ada 1000 yang belum terakreditasi. Di sisi lain program studi baru yang berdiri jumlahnya juga ratusan.
“Sementara itu baru 54 perguruan tinggi di Indonesia yang sudah mendapatkan akreditasi Unggul, dan saya berharap UKSW segera mendapatkan akreditasi Unggul juga sebentar lagi. Saat ini kita masih berorientasi pada kuantitas bukan kualitas,” tambahnya.
Karena itulah BAN PT menyediakan layanan yang dapat digunakan perguruan tinggi, salah satu yang disebutkannya adalah layanan audiensi online, yang diharapkan dapat membantu perguruan tinggi menyelesaikan berbagai permasalahan yang terkait dengan akreditasi atau hal lainnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Anggota Dewan Eksekutif BAN PT Slamet Wahyudi, dimana agar sebuah perguruan tinggi Unggul di BAN PT maka sebuah perguruan tinggi harus menjalankan SPMI dan Audit Mutu Internal (AMI) dengan baik dan rutin. Hal lain yang ditekankannya adalah mengembangkan budaya bahwa Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) ada di bawah rektor langsung, bukan di wakil rektor.
Sementara itu, Rektor UKSW Prof. Dr. Intiyas Utami dalam sambutannya mengatakan bahwa adalah suatu kehormatan bagi UKSW dapat menyelenggarakan kegiatan sosialisasi ini. UKSW menjadi kampus pertama yang menyelenggarakan kegiatan PINARAK atau Pojok Inklusi Bicara Akreditasi, yang baru saja di launching oleh Kepala LLDIKTI Wilayah VI, Direktur Kelembagaan, Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dan Ketua Asosiasi Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (ABPPTSI).
Satu Hati atau Sinergis, Patuh, Harmonis, Teladan dan Integritas dikatakan Rektor Intiyas menjadi komitmen kerja UKSW lima tahun ini. Dengan komitmen ini, UKSW telah menjalankan secara rutin Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dari level universitas, fakultas dan program studi.
“Yayasan (Yayasan Perguruan Tinggi Kristen Satya Wacana-red) juga mengijinkan kami membentuk struktural di level fakultas untuk menangani penjaminan mutu sehingga kerja penjaminan mutu di level universitas dan fakultas akan semakin lincah,” kata Rektor Intiyas. (sas/bas)