RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Sebanyak 59 sapi di kota Salatiga terserang Lumpy Skin Disease (LSD). LSD adalah penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV).
Kepala Dinas Pangan dan Peternakan (Dispantan) Henny Mulyani menuturkan, akibat serangan ini, bagi sapi perah menjadikan produksi susu turun drastis.
“Petugas dalam melakukan vaksinasi berlomba dengan virus agar tidak menyebar,” tutur Henny.
Gejala sapi yang terserang LSD yakni demam mencapai 41°c, produksi susu turun, ada nodul atau benjolan berisi cairan dikulit, sapi nafasnya cepat, ada leleran dihidung, mata serta nafsu makan turun.
Dijelaskan dia, per 25 Januari tercatat 59 sapi yang berada di Argomulyo 27 ekor, Sidomukti dua ekor, Sidorejo sembilan ekor dan Tingkir 21 ekor.
Sedangkan vaksinasi yang sudah dilakukan total 192 ekor sapi. Ia menambahkan, populasi sapi di kota Salatiga mencapai 3000an ekor.
Sementara itu, medik veteriner pada Dispantan drh Christina Susilaningsih menuturkan jika sapi yang terinfeksi LSD tetap bisa dikonsumsi dagingnya. Namun jerohan dimusnahkan.
“Sapi yang terinfeksi akan diisolasi. Biasanya menulae melalui cairan. Dari total kasus, morbiditas 10-20 persen. Sementara mortalitas 1-5 persen. Namun di Salatiga tidak ada kematian sapi karena LSD,” jelas dia. (sas/bas)