RADARSEMARANG.COM, SALATIGA – Beberapa mahasiswa asing peserta Program Intensif Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia (PIBBI) Australian Consortium for in Country Indonesian Studies (ACICIS) hasil kerja sama antara Language Training Center (LTC) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) dengan ACICIS terlihat asyik menikmati kegiatan membatik di Gedung LTC UKSW.
Direktur LTC Johanna Likumahuwa mengatakan, kegiatan membatik merupakan salah satu kegiatan culture exposure yang dilakukan pada PIBBI ACICIS kali ini selain pencak silat, memasak dan tata bahasa.
Batik dipilih menjadi salah satu kegiatan PIBBI ACICIS karena merupakan salah satu simbol kebanggaan Indonesia. Peserta diharapkan tahu latar belakang bahwa membatik memerlukan proses yang panjang dan tidak mudah karena diperlukan kerja keras dan kesabaran.
“Selain itu, Indonesia mempunyai beragam motif yang berbeda di setiap daerah, termasuk di Salatiga,” tuturnya.
Peserta asal Perth, Georgia Henderson, mengaku sangat menikmati kunjungannya di UKSW. UKSW adalah kampus yang indah dan nyaman.
“Saya sangat menikmati kegiatan PIBBI ACICIS disini dan membatik adalah favorit saya karena ini sangat relaxing,” ujarnya.
Sementara itu, Mija Coad mengatakan di UKSW ia ingin memperkuat kemampuan berbahasa Indonesia dari yang telah dipelajarinya di Australia.
Ia sudah berjalan-jalan dan membeli novel-novel berbahasa Indonesia.
“Suatu saat saya ingin kembali lagi ke Salatiga dengan membawa ibu saya karena ia pasti senang dengan kota ini,” aku peserta asal Adelaide.
PIBBI ACICIS kali ini kembali diadakan secara onsite setelah berjalan secara online selama masa pandemi. Kali ini, PIBBI ACICIS diikuti oleh 31 peserta yang uniknya mempunyai latar belakang yang beragam.
“Peserta bukan hanya mahasiswa namun juga guru bahasa Indonesia yang ingin mengasah kemampuannya sekaligus melihat pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga bisa mengadaptasi metode atau materinya,” imbuhnya.
Keunikan lainnya adalah sebagian besar peserta tinggal di keluarga asuh yang biasa disebut home family sehingga peserta mendapatkan pengalaman bermasyarakat.
Peserta dapat berwisata budaya dalam kegiatan komunal bersama home family di mana mereka tinggal seperti dengan mengikuti arisan, dasawisma, dan Natal di lingkungan RT.(sas/fth)