RADARSEMARANG.COM, Salatiga – UKSW meluncurkan Batik-Tenun Creative Innovation HUB (BaTeCH) Pusat Unggulan Inovasi Batik dan Tenun Indonesia. Sebelumnya, UKSW sukses menggelar Spotlight Celebrating Diversity Fashion Parade di Great Hall Pos Bloc, Jakarta Pusat awal Desember.
Ketua Program Matching Fund Kedaireka UKSW Dr. arianti Ina Restiani Hunga, mengatakan, kegiatan merupakan selebrasi bagi peneliti dan praktisi batik dan tenun yang telah menjadi mitra selama dua tahun. Program ini lahir sebagai solusi dari permasalahan pengrajin batik yang terdampak pandemi covid-19. Atas kerja sama empat universitas yaitu UKSW, Universitas Bina Nusantara (BINUS), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Negeri Semarang (UNNES) dengan 10 Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). “Saat ini, terdapat 170 DUDI batik dan tenun di delapan cluster di Jawa dan satu cluster di Sumba dengan Jawa Tengah sebagai pusat kantong lahirnya batik dan tenun,” katanya.
BaTeCH dilahirkan sebagai pusat unggulan batik untuk menyerap tenaga kerja dan budaya kain wastra dapat diwariskan kepada generasi milenial sehingga berdaya cipta bersama. Selanjutnya akan dilakukan riset dalam mengembangkan inovasi batik dan tenan, memasukkan kurikulum pembelajaran untuk Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi (PT), serta melakukan pelatihan, fashion show dan publikasi.
Rektor UKSW Prof. Intiyas Utami mengungkapkan UKSW menyambut baik dan berkomitmen demi keberlanjutan program itu. Riset yang dihasilkan salah satu dosen UKSW ini menghasilkan karya yang tidak hanya berupa output namun juga outcome sebagai pemecah masalah yang dialami pengrajin batik dan tenun.
“UKSW berkomitmen untuk dapat mengembangkan dosen dan mahasiswa untuk melakukan hal-hal yang sifatnya kreatif dan memberi dampak sesuai dengan visi Entrepreneurship Research University,” tambahnya.’
Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno mewakili Gubernur Jawa Tengah H. Ganjar Pranowo, turut hadir di Mall Tentrem tempat diselenggarakan kegiatan mengungkapkan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) harus didukung. Salah satu contoh yang disampaikan adalah dengan menggunakan produksi batik dan tenun UMKM. (sas/fth)