RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Suasana tak biasa nampak di Lapangan Basket Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), kemarin. Sejak pagi, lapangan disulap menjadi lokasi pameran hasil inovasi civitas akademika dalam kegiatan bertajuk Link-Match Innovation Expo. Menampilkan 26 tenant, pameran ini sekaligus diadakan dalam rangka menyambut Dies Natalis ke-66 UKSW.
Pengunjung yang hadir dapat menikmati berbagai produk inovasi yang terbagi dalam tujuh klaster. Yakni klaster pangan dan pertanian; klaster kesehatan; klaster energi dan lingkungan; klaster Artificial Intelligence, Internet of Things dan teknik; cluster edukasi; klaster pariwisata dan industri kreatif; serta klaster startup dan kewirausahaan.
Salah satu produk yang ditampilkan adalah minuman serbuk dari daun tempuyung. Diolah oleh mahasiswa Program Studi (prodi) Teknik Pangan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UKSW, produk ini memiliki beragam manfaat untuk kesehatan salah satunya adalah sebagai alternatif penghancur batu ginjal. Pengunjung juga dapat melihat secara langsung alat pengusir burung berbasis panel surya bernama Nggusah.
Koordinator pameran Dr. Andreas Setiawan, S.Si., MT., mengatakan, selain tenant di atas turut dipamerkan juga peralatan penunjang laboratorium Biomolekuler UKSW, minyak gosok dan body lotion, kosmetika, biopolymer, laboratorium AioT AI Mining, sorting mesin, virtual tourism, master plan wisata dan masih banyak lagi. Ditambahkannya kegiatan ini juga dilengkapi dengan screening kesehatan yang dapat dimanfaatkan secara gratis oleh pengunjung.
“Melalui pameran ini pengunjung dapat melihat secara langsung inovasi yang berasal dari hasil penelitian peneliti UKSW maupun inovasi dari pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat. Semoga hasil penelitian serta produk inovasi UKSW makin dikenal dan menumbuhkan ide inovasi baru kedepannya serta bisa di hilirisasi melalui kegiatan lanjutan yang bisa dikembangkan,” katanya.
Rektor UKSW Neil Semuel Rupidara, SE., M.Sc., Ph.D., menyebut seluruh hasil riset dan hasil inovasi karya civitas akademika UKSW menjadi legacy yang baik bagi bangsa dan masyarakat. Digagas pertama kali pada tahun 2011, menurutnya kegiatan ekspo menjadi wadah untuk menunjukkan hasil karya inovatif civitas akademika.
“Kita tunjukkan ke civitas akademika dan pengunjung inilah wajah UKSW di sektor riset. Kita juga memiliki upaya membangun pendidikan kewirausahaan yang sudah mulai berjalan ke arah sistematis,” tegasnya.
Selain produk inovasi karya civitas akademika, hadir juga enam pengisi tenant yang merupakan UMKM binaan Inkubator Teknologi Bisnis di bawah kantor Biro Inovasi dan Inkubasi (BII) UKSW. UMKM binaan ini bergerak di bidang fashion dan produk olahan tepung.
Salah satunya adalah Griya Camilan Sehat Amira dengan produk unggulan olahan tepung mocaf hasil riset dosen dan mahasiswa FSM UKSW. Oleh Ratri Radiningsih sang pemilik, tepung mocaf diolah menjadi eggroll yang dikombinasikan dengan sayur dan buah.
“Ada juga bolu dan cookies yang dibuat menggunakan tepung mocaf. Banyak peminatnya karena gluten free, sering diorder oleh salah satu hotel di Salatiga untuk disajikan ke tamu hotel. Sudah empat tahun terakhir ini bekerjasama dengan UKSW, banyak manfaatnya karena saya juga dibina dan didampingi,” jelas Ratri. (sas/fth)