RADARSEMARANG.COM, SALATIGA – Raut tegang nampak terlihat pada wajah para peserta Lomba Solo Vokal dan Vokal Grup yang diselenggarakan dalam rangkaian Pentas Inovasi Mahasiswa (PIM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) tahun 2022.
Ketegangan mulai hilang saat satu persatu peserta maju mempersembahkan penampilan terbaiknya di hadapan dewan juri dan penonton yang memadati Recital Hall UKSW.
Salah satunya Muhammad Ikhtiar Fisabi Mardiyanto. Ia ikut tampil dalam kategori solo vokal tangkai lomba dangdut sempat tegang sejak awal.
“Deg-degan sekali karena peserta yang lain suaranya bagus-bagus. Meskipun selama ini sudah sering membawakan lagu bergenre dangdut bersama rekan-rekan di grup Bareng Saklawase, namun tetap saja karena ini kompetisi ya jadi tegang pas awal-awal,” ujarnya.
Fisa membawakan lagu Meggi Z berjudul Cinta Hitam. Ia mengaku lebih banyak menghafalkan lirik serta melatih cengkok. Berawal dari iseng, mencari pengalaman hingga mengasah kemampuan tarik suara menjadi alasannya mendaftar lomba dari kategori umum tersebut.
Senada, Immanuel Benu mahasiswa Fakultas Teologi UKSW yang turun dalam tangkai lomba Solo Vokal Pop Putera juga merasa tegang di awal. Namun setelah naik ke panggung dan mulai menyanyikan lagu berjudul Jikalau Kau Cinta milik Judika dirinya mulai merasa rileks.
Koordinator lomba Vokal pada PIM UKSW Juanita Theresia Adimurti, M.Pd., mengatakan, lomba vokal grup dapat diikuti masyarakat umum. Hal ini agar dapat semakin memacu semangat berkompetisi mahasiswa UKSW.
Event sekaligus sebagai upaya untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap seni budaya sebagai nilai luhur kepribadian bangsa serta memacu kreatifitas seni, khususnya solo vokal dan vokal grup di kalangan mahasiswa.
“Terlebih kegiatan seperti ini juga rutin diselenggarakan oleh pemerintah setiap dua tahun sekali melalui Pekan Seni Mahasiswa Nasional. Maka ini sekaligus menjadi kompetisi internal guna mempersiapkan mahasiswa ke ajang kompetisi di luar kampus,” imbuhnya.
Juanita Theresia berharap kegiatan ini dapat menambah motivasi dan semangat mahasiswa dalam menunjukkan bakat seni serta dapat memberi kontribusi bagi universitas untuk terlibat dalam pembentukan manusia Indonesia yang cerdas, beradab dan berbudaya. Hadir sebagai juri adalah Yudi Novrian Komalig, S.Sn., M.Sn., Bagus Gangsar Wibisono, S.Pd., Eriyani Tenga Lunga, S.Mus., Paulus Dwi Hananto, M.Sn., Yulius Istarto, S.Sn., M.Pd., serta Yohanes Ruswanto, M.Sn.
“Juri merupakan dosen pada Program studi Seni Musik UKSW serta dua di antaranya adalah alumni. Unsur penilaian meliputi tiga bagian yakni teknik yang terdiri dari vokal, homogenitas, sonoritas, attack dan release, frasering, tempo ritme, dan intonasi. Kedua interpretasi terdiri dari keselarasan musik dan lagu serta penampilan peserta berupa kewajaran sikap,” jelasnya.
Pengumuman seluruh kategori lomba akan disampaikan dalam acara Malam Puncak PIM dan Satya Wacana Awarding Night 25 November mendatang.
“Total lebih dari lima puluh peserta berpartisipasi di lomba ini. Salah satu yang spesial pada kategori keroncong kami menghadirkan orkes keroncong Mahatma sebagai pengiring,” tambah Juanita Theresia. (sas/fth)