RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Raut tegang sebelum naik ke panggung nampak pada wajah para peserta Lomba Solo Vokal dan Vokal Grup yang diselenggarakan dalam rangkaian Pentas Inovasi Mahasiswa (PIM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) tahun 2022.
Ketegangan tersebut mulai hilang saat satu persatu peserta maju untuk mempersembahkan penampilan terbaiknya dihadapan dewan juri dan penonton yang memadati Recital Hall UKSW, Rabu (16/11) sore.
Muhammad Ikhtiar Fisabi Mardiyanto misalnya. Saat ditemui usai tampil dalam di kategori solo vokal tangkai lomba dangdut ini nampak tegang sejak awal. “Deg-degan sekali karena peserta yang lain suaranya bagus-bagus. Meskipun selama ini sudah sering membawakan lagu bergenre dangdut bersama rekan-rekan di grup Bareng Saklawase, namun tetap saja karena ini kompetisi ya jadi tegang pas awal-awal,” ucap Fisa yang berasal dari Suruh Kabupaten Semarang ini.
Disinggung mengenai persiapan yang sebelumnya dilakukan, Fisa yang membawakan lagu dari artis dangdut kenamaan Meggi Z berjudul Cinta Hitam ini mengaku lebih banyak meghafalkan lirik serta melatih cengkok. Berawal dari iseng, mencari pengalaman hingga mengasah kemampuan tarik suara menjadi alasan Fisa mendaftar lomba dari kategori umum tersebut.
Senada, Immanuel Benu mahasiswa Fakultas Teologi UKSW yang turun dalam tangkai lomba Solo Vokal Pop Putra juga merasa tegang di awal. Namun setelah naik ke panggung dan mulai menyanyikan lagu berjudul Jikalau Kau Cinta milik Judika dirinya mulai merasa rileks.
Ditemui di sela-sela acara, koordinator lomba Vokal pada PIM UKSW Juanita Theresia Adimurti, M.Pd., menerangkan bahwa lomba vokal grup dapat diikuti oleh masyarakat umum, bukan hanya mahasiswa UKSW. Hal ini menurutnya agar dapat semakin memacu semangat berkompetisi mahasiswa UKSW. Penilaian dilakukan selama tiga hari sejak Senin (14/11) di tempat yang sama.
“Kami ingin melalui acara ini dapat menumbuhkan rasa cinta terhadap seni budaya sebagai nilai luhur kepribadian bangsa serta memacu kreatifitas seni, khususnya solo vokal dan vokal grup di kalangan mahasiswa. Terlebih kegiatan seperti ini juga rutin diselenggarakan oleh pemerintah setiap dua tahun sekali melalui Pekan Seni Mahasiswa Nasional. Maka ini sekaligus menjadi kompetisi internal guna mempersiapkan mahasiswa ke ajang kompetisi di luar kampus,” imbuhnya.
Juanita Theresia juga berharap kegiatan ini dapat menambah motivasi dan semangat mahasiswa dalam menunjukkan bakat seni serta dapat memberi kontribusi bagi universitas untuk terlibat dalam pembentukan manusia Indonesia yang cerdas, beradab dan berbudaya.
Adapun pada gelaran PIM tahun ini, ditambahkan Juanita Theresia kembali dibuka dua kategori lomba yakni vokal grup dan solo vokal. Untuk solo vokal sendiri dibagi menjadi empat tangkai lomba yakni Solo Vokal Seriosa Putra dan Putri, Solo Vokal Pop Putra dan Putri, Solo Vokal Dangdut Putra dan Putri, serta Solo Vokal Keroncong Putra dan Putri.
Hadir sebagai juri adalah Yudi Novrian Komalig, S.Sn., M.Sn., Bagus Gangsar Wibisono, S.Pd., Eriyani Tenga Lunga, S.Mus., Paulus Dwi Hananto, M.Sn., Yulius Istarto, S.Sn., M.Pd., serta Yohanes Ruswanto, M.Sn.
“Para juri merupakan dosen pada Program studi Seni Musik UKSW serta dua di antaranya adalah alumni. Unsur penilaian meliputi tiga bagian yakni teknik yang terdiri dari vokal, homogenitas, sonoritas, attack dan release, frasering, temporitme, dan intonasi. Kedua interpretasi terdiri dari keselarasan musik dan lagu serta penampilan peserta berupa kewajaran sikap,” jelasnya.
Juanita menginformasikan bahwa pengumuman seluruh kategori lomba akan disampaikan dalam acara Malam Puncak PIM dan Satya Wacana Awarding Night pada 25 November mendatang. “Total lebih dari lima puluh peserta berpartisipasi di lomba ini. Salah satu yang spesial pada kategori keroncong kami menghadirkan orkes keroncong Mahatma sebagai pengiring,” terang Juanita Theresia. (sas/bas)