30 C
Semarang
Sunday, 15 June 2025

Keluarga Stunting Minta Hadirkan Ahli Gizi

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Stunting bukan disebabkan karena keluarga miskin. Sebagian besar akibat selera makan tiba-tiba menurun. Karena itu, 18 orang keluarga risiko stunting di Kelurahan Kauman Kidul meminta agar dapat difasilitasi untuk menghadirkan ahli gizi.

“Kami mohon difasilitasi menghadirkan ahli gizi agar kami dapat berkonsultasi. Syukur kami juga dilatih keterampilan memasak untuk anak ya Pak,” pinta Ibu Sinta, orang tua anak risiko stunting, pada acara Sosialisasi Menuju Keluarga Zero Stunting di Aula Kelurahan Kauman Kidul.

Kegiatan sosialisasi bersama DP3APPKB Kota Salatiga, Kelurahan Kauman Kidul dan mahasiswa KKN UKSW tersebut berlangsung gayeng. Hadir sebagai narasumber Kepala Bidang Pengendalian Penduduk DP3APPKB Sumarno dan Lurah Kauman Kidul Herry Ponco.

Peserta diikuti tokoh masyarakat dan keluarga risiko stunting. Selain sosialisasi  18 keluarga risiko stunting juga menerima paket makanan tambahan dari kecamatan Sidorejo.“Terima kasih, kami sudah diberi paket makanan tambahan dan dilatih bagaimana cara memasaknya,” tambah Sinta.

Ibu dari anak risiko stunting lain, Muzaro, mengaku anaknya berisiko stunting karena setiap menjelang Posyandu hampir pasti sakit dan susah makan. Setelah mengikuti Posyandu malah sehat dan banyak makan. “Saya sampai bingung sendiri Pak. Anak saya selalu begitu, sakit menjelang Posyandu. Akhirnya berat badan menjadi kurang,” jelasnya.

Sementara itu, Sumarno menjelaskan bahwa 90 persen keluarga risiko stunting di Kauman Kidul disebabkan literasi. Pemahaman terhadap pola asuh anak masih perlu ditingkatkan. Sedangkan yang disebabkan faktor ekonomi lemah hanya 10 persen.

Oleh karena itu, lanjut Sumarno, upaya tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah memberi edukasi dan pelatihan keterampilan memasak kepada keluarga risiko stunting. Hal ini untuk mendukung target zero stunting tahun 2024 di Kota Salatiga.

“Kami akan mengundang ahli Gizi dan memberi pelatihan memasak. Sedangkan kasus stunting dari keluarga miskin perlu intervensi spesifik,” jelasnya. (sas/bas)

Reporter:
Dhinar Sasongko

Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya