RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Warga mengeluh sulitnya mencari obat. Meski dengan resep dokter, namun beberapa antibiotik sulit didapatkan.
Hal itu membuat Sekda Kota Salatiga Wuri Pujiastuti menggelar sidak di sejumlah apotek. Didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga Siti Zuraidah serta Ketua Komisi A DPRD Kota Salatiga Nono Rohana. Di antaranya apotek Wahid, Kimia Farma serta apotek Vitra. Mereka menanyakan ketersedian obat.
Nono Rohana menyatakan, obat-obat yang berkait dengan korona susah diperoleh. Jika pun ada, kebanyakan bukan obat yang sama dengan resepnya, melainkan yang sejenis.
“Pemilik apotek mengakui jika ada keterlambatan dari distributor. Sehingga imbasnya ada beberapa obat yang susah diperoleh,” jelas politisi PKS ini.
Selain itu, beberapa pendistribusi obat ada yang terkena korona juga menjadikan distribusi makin lama. “Beberapa bulan lalu, booming obat yang ke Kudus. Namun sekarang sudah merata di semua wilayah membutuhkan obat serupa. Sehingga kelihatannya kewalahan memenuhi permintaan,” tutur Nono.
Hal senada diungkapkan Wuri Pudjiastuti. Menurutnya, habisnya bebeberapa jenis obat tersebut dikarenakan distributor obat yang biasanya mengirim ke apotek-apotek sudah beberapa hari ini, belum mengirim atau ada keterlambatan pengiriman dari pusat ke sejumlah apotek Salatiga.
Namun di apotek lain, untuk ketersedian obat seperti obat flu, penurun panas dan obat batuk, masih ada di apotek.
Sekda Salatiga meminta masyarakat tidak perlu panik akan ketersediaan obat di apotek. Menurutnya, obat dari sakit adalah istirahat yang cukup diimbangi dengan pola makan yang sehat serta tidak stres.
“Itu menjadikan imun seseorang menjadi kuat dan terhindar dari penyakit,” imbau Wuri Pujiastuti.
Beberapa waktu terakhir ini memang apotek banyak diserbu masyarakat. Salah satunya adalah apotek Vitra. Deretan warga yang hendak membeli obat terlihat selalu berjajar setiap harinya. (sas/zal)