RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Pelaku UMKM yang melek teknologi informasi di Salatiga hanya 20 persen. Ini menjadi PR (pekerjaan rumah) bagi dinas terkait untuk lebih memberdayakan para pelaku UMKM.
“Dalam kondisi saat ini, pemasaran offline tidak maksimal. Semua memakai media online untuk memasarkan. Sayangnya masih sedikit yang melek IT,” tutur Rochadi, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Salatiga saat ditemui di sela acara Sesarengan, diskusi bersama oleh aplikasi Dagangan di Banaran Resto.
Total UMKM Salatiga yang tercatat ada 14.440 pelaku. “Semua harus bisa menjadi pedagang yang melek teknologi. Sehingga market share bisa makin luas, ” terangnya.
Rochadi menambahkan, pelaku yang melek IT memiliki untung banyak. Ia mencontohkan beberapa UMKM yang justru berkembang di saat pandemi ini.”Selain itu, ada karakteristik konsumen yang mager alias malas gerak,” terangnya.
Ia mengatakan, jika tidak berbenah, maka UMKM akan tergusur. Terlebih di Jawa Tengah tercatat ada 64 juta pelaku.
Sementara itu founder aplikasi Dagangan, Wilson menuturkan, pihaknya memang menyasar pelaku UMKM di pedesaan. Biasanya mereka kesulitan pengiriman dalam pemasarannya. Pihaknya menghubungkan antara produsen dan konsumen. “Dalam waktu 24 jam, pesanan sudah diantar,” jelasnya.
Saat ini, aplikasinya menaungi 25 ribu anggota. Menjangkau lebih dari 3.000 desa. Ribuan transaksi dijalankan tiap hari. (sas/zal)