RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Berbagai upaya antisipasi dilakukan untuk memecah kerumunan saat tradisi padusan . Namun kerumunan masih saja terjadi. Seperti yang terlihat di pemandian Kalitaman Salatiga, yang dikelola dinas Pariwisata setempat.
Ratusan warga berdesakan untuk antre masuk ke pemandian. Mayoritas adalah remaja dan anak anak. Tidak semua memakai masker. Ada yang dipakai namun hanya menutup mulut. Ironisnya, ada juga yang memakai masker dengan bergantian.
Penerapan protokol kesehatan memang dilakukan didalam pemandian. Yang masuk kedalam dibatasi. Jumlah maupun waktu berenangnya. Hanya satu jam. Namun pergantian itu juga menimbulkan penumpukan di pintu loket. Mereka berebut untuk bisa membeli tiket masuk seharga Rp 4 ribu.
Pengunjung yang masuk dicek suhu, masuk ke bilik disinfektan sebelum ke kolam. Petugas loket kewalahan. “Kalau tidak bisa tertib dan tidak memakai masker kalian tidak bisa masuk,” teriak Suyono, petugas pemandian tersebut.
Sementara dari kepolisian hanya ada satu petugas. Darsono, petugas babinkamtibmas setempat berulang kali meneriaki para remaja untuk tertib dan memakai maskernya. Namun tidak juga tertib.
Hal sama dilakukan dokter Nunung Setyowati dari puskesmas Sidorejo Lor yang kebetulan berada di lokasi. Ia mengaku prihatin dengan adanya kerumunan tersebut. “Seharusnya dengan adanya pemberian ijin dibuka, bisa diimbangi dengan penerapan protokol kesehatan. Tidak hanya di dalam tetapi dilingkungan pemandian, ” terangnya.
Terpisah, wakil ketua DPRD Latif Nahari menegaskan ke semua pihak untuk bisa menerapkan protokol kesehatan. “Semua harus tegas dan disiplin. Karena itu kunci untuk melawan pandemi ini, ” tandas Latif. (sas/bas)