RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Pandemi yang melanda berimbas kepada tingkat emosional masyarakat. Buktinya, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mengalami lonjakan.
Seperti kasus yang dilaporkan ke Dinas Pemberdayaan Perempuan Pelindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Salatiga. Pada tahun 2020, terdapat 17 kasus yang ditangani. Jumlah itu cukup banyak dibandingkan tahun tahun sebelumnya.
“Pada tahun lalu, kita mendapatkan 17 laporan kasus dengan sembilan kasus kekerasan terhadap perempuan dan delapan kasus kekerasan kepada anak, ” tutur Henni Mulyani, kepala DP3A Dalduk KB.
Kekerasan yang ditangani berupa kekerasan fisik, kekerasan verbal dan kekerasan seksual. Kasus yang menimpa perempuan kebanyakan kekerasan fisik dan verbal.
“Faktor ekonomi yang sulit memang menjadi salah satu pemicu. Dari sembilan kasus kekerasan terhadap perempuan yang kami mediasi, tujuh diantaranya tetap cerai dan dua rujuk,” beber Henni.
Sementara kasus kekerasan terhadap anak terdiri dari kekerasan fisik dan seksual. Pihaknya melakukan mediasi sesuai perundangan yang berlaku. Selain itu lebih condong ke pemberian konsultasi psikologi kepada korban.
“Ada juga orang tua yang capek bekerja, masih ditambah harus mengajar anak yang sekolah online. Karena kecapekan akhirnya korbannya anak, ” ujarnya. Sedang kasus kekerasan seksual semua ditindaklanjuti dengan proses hukum.
Henni meminta masyarakat untuk lebih sabar dalam menghadapi permasalahan pandemi saat ini. Bantuan tunai dari pemerintah diharapkan bisa sedikit mengurangi kegelisahan masyarakat. (sas/zal)