RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga mengklarifikasi tentang adanya pegawai klinik kecantikan yang masuk dalam prioritas awal penerima vaksin.
“Semua data tenaga kesehatan masuk ke pusat data. Kemudian dari pusat ada verifikasi dan akhirnya keluar e-tiket sebagai tanda calon penerima vaksinasi, ” terang kepala DKK Siti Zuraidah dalam jumpa pers.
DKK Salatiga tidak bisa mengintervensi data. Semua yang telat terverifikasi dan mendapat e-tiket dari pusat maka bisa mendapatkan vaksin.
Termasuk saat disinggung mengenai adanya PP 47 tahun 2016 tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan, yang tidak menyebutkan adanya klinik kecantikan.”Tetapi disana (klinik kecantikan) ada dokter, ada tindakan medis dan ada apoteker,” terang Zuraidah.
Sehingga bisa diberi vaksinasi. Ia sempat menunjukkan pekerjaan di klinik kecantikan yang divaksin antara lain juru mudi dan administrasi.
Sementara itu, beberapa dokter di RSUD Salatiga memang sempat tidak terdaftar sebagai penerima vaksin. Ironisnya mereka adalah dokter IGD dan dua dokter spesialis. “Iya dan hari ini tadi (28/1/2021) sudah divaksinasi,” imbuhnya.
Mengenai vaksinasi, pemkot menunjuk dr Prasyid Al Hakim sebagai juru bicara. Ditambahkan dia jika sampai Kamis (28/1/2021) yang sudah divaksin mencapai 1766 orang atau 70.8 persen dari total sasaran sekitar 2.400 orang.
Dari jumlah tersebut, 166 orang dinyatakan batal dan 43 orang ditunda. Pembatalan antara lain karena ditemukan adanya penyakin penyerta. Sedangkan penundaan dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan saat akan dilakukan vaksinasi. “Bisa jadi saat akan divaksin tengah flu atau demam sehingga harus ditunda dulu,” terang Prasyid. (sas/bas)