26.8 C
Semarang
Sunday, 22 June 2025

Seragamkan Protokol Kesehatan Tempat Ibadah

Artikel Lain

RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Masih banyak masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan. New normal, bukan berarti bisa beraktivitas normal bebas dari korona.

Hal itu diungkapkan Wali Kota Salatiga Yuliyanto dalam silaturahmi pengurus MUI dan takmir masjid se-Kota Salatiga. Wali kota berharap ini dapat menjadi wadah sosialisasi sekaligus menyamakan persepsi tentang pentingnya protokol kesehatan.

Sebab tidak dipungkiri jika masih ditemukan beberapa masjid yang memberikan kelonggaran pada saat melaksanakan ibadah. Dikhawatirkan hal ini akan menghambat upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

“Pada dasarnya, warga Salatiga tidak ada yang sakit, hanya tertular. Sejak kasus pertama hingga sekarang, mereka tertular dari daerah lain yang kemudian menularkannya lagi ke keluarga dan orang-orang sekitarnya,” tutur wali kota.

Namun masyarakat diminta tidak panik. Warga yang sudah terlanjur tertular dirawat supaya cepat sembuh dan yang terdampak segera dibantu. “Masyarakat tak perlu khawatir, namun harus tetap waspada supaya tidak tertular,” jelas Yuliyanto.

Ketika sudah melindungi diri, lanjut Yuliyanto, maka yang perlu diwaspadai adalah orang lain. Oleh karena itu harus diberi pemahaman supaya saling melindungi. Tidak saling menularkan. Dari situ kemudian diterbitkanlah Peraturan Wali Kota (Perwali) Nomor 17 Tahun 2020. Tujuannya untuk melindungi warga Salatiga sekaligus menekan angka penularan Covid-19.

“Silaturahim MUI dengan takmir masjid ini saya harap bisa memutus mata rantai penularan, dan takmir masjid bisa berperan sebagai agen protokol kesehatan di lingkungan masjid masing-masing,” tandas Yuliyanto.

Sementara, Sekretaris MUI Miftahudin mengatakan, ada 48 takmir masjid yang mengikuti kegiatan ini. Tujuannya untuk berbagi informasi tentang teknis pelaksanaan ibadah serta melakukukan kajian bersama dalam rangka mencari solusi komprehensif.

“Supaya ada kejelasan dari segi ilmu kesehatan, ilmu fiqih dan ilmu-ilmu lainnya dalam menerapkan protokol kesehatan. Mengingat setiap takmir berbeda-beda dalam menerapkan protokol kesehatan, ada yang sangat ketat, sedang, longgar bahkan sangat longgar,” terang Miftah. (sas/zal/bas)

 


Artikel Terkait

Sementara Itu ..

Terbaru

Populer

Menarik

Lainnya