RADARSEMARANG.COM, Salatiga – Debit mata air Kalitaman turun hingga 41,20 persen. Penurunan tersebut dalam rentang waktu 9 tahun. Salah satu penyebabnya, kemampuan lahan untuk menampung dan menyerap air hujan yang masuk ke tanah terus berkurang.
Debit mata air Kalitaman telah mengalami penurunan sekitar 61,81 liter/detik atau dengan rata-rata penurunan sekitar 6,87 liter/detik/tahun. Tahun 2010 debitnya 150 liter/detik, menjadi 88,19 liter/detik pada 2019.
Fakta itu dipaparkan Oni dari USAID IUWASH PLUS di ruang perencanaan Bappeda Kota Salatiga kemarin. “Cara paling efektif untuk meningkatkan debit mata air adalah dengan membangun sumur resapan di daerah timbunan mata air,” paparnya dalam acara penyerahan bantuan pembangunan sumur resapan.
Sumur resapan dibangun di daerah tangkapan air untuk sumber Kalitaman yakni daerah Kumpulrejo, Argomulyo.
Lurah Kumpulrejo Eska Bayu menuturkan, tahun ini pihaknya membangun 68 sumur resapan. Dana berasal dari pemkot dan bantuan dari pemangku kepentingan. “Kami berharap tidak hanya Kalitaman yang tambah debitnya, namun kebutuhan masyarakat di sini untuk air bersih juga terpenuhi,” harapnya.
Ia menambahkan, tahun 2019, wilayah Kumpulrejo mendapatkan bantuan droping air bersih sebanyak 790 tangki. Harapannya masalah itu segera terpecahkan. “Kita sudah studi banding di beberapa daerah, dalam dua tahun air sudah bisa tertampung. Bahkan sumur warga sudah terisi,” jelasnya.
Kepala Bappeda Salatiga Susanto menambahkan, adanya sumur resapan akan memperbaiki sumber mata air. Apabila tidak segera dilakukan penyelamatan pada tahun-tahun yang akan datang, sumber air tersebut akan mengering.
“Kepekaan ini harus segera diwujudkan. Sumur resapan penting keberadaannya. Membangun beberapa sumur resapan akan memperbaiki debit air yang ada dan menjaga cadangan air tanah. Contohnya di mata air kalitaman,” jelas Susanto. (sas/zal/BAS)
