RADARSEMARANG.COM, SALATIGA – Tingginya curah hujan akhir-akhir ini membuat para petani di bantaran Sungai Bengawan Solo terancam gagal panen. Hal itu mendorong DPRD Kabupaten Bojonegoro untuk sharing tentang jaringan irigasi Kota Salatiga.
Wali Kota Salatiga melalui Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Mustain didampingi Kepala Dinas Pertanian, Kabid Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang serta Kabag Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Kota Salatiga menerima kunjungan Komisi D DPRD Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur kemarin.
Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bojonegoro Abdullah Umar menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan tersebut untuk mengetahui secara langsung pengelolaan jaringan irigasi di Kota Salatiga yang dinilai lebih bagus. Hasilnya akan digunakan sebagai referensi di Kabupaten Bojonegoro. Sebab, sebagai penopang 30 persen migas nasional, Bojonegoro yang wilayahnya berbatasan dengan Lamongan dan Blora tersebut mayoritas penduduknya adalah petani.
“Sebagain besar lahan pertanian di Bojonegoro berada di bantaran Sungai Bengawan, sehingga dengan curah hujan yang tinggi belakangan ini, para petani terancam gagal panen,” terang Abdullah.
Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Wahyu Suryo Kusumo mengatakan, luas irigasi Kota Salatiga tidak sebanding dengan Kabupaten Bojonegoro. Sesuai Perwali Nomor 40 Tahun 2016, segala sesuatu yang bergubungan dengan sumber daya air seperti air limbah, irigasi, air minum dan drainase adalah di satuan kerja PU dan Penataan Ruang bidang Pengairan.
Disebutkan, sesuai kewenangan, ada 14 daerah irigasi (DI) di Kota Salatiga dan 5 DI milik Provinsi yang melintasi Kota Salatiga. Sesuai Permen PU, luas irigasi (irigasi sawah) di Salatiga 985 hektar, namun setelah didata ulang melalui kegiatan Indonesia Satu Peta, luas irigasi tinggal 444,61 hektar dari luas daerah seluruhnya 5.678 hektar.
“Salatiga adalah kawasan perkotaan sehingga kemungkinan berkurangnya luas irigasi tersebut karena ada perubahan fungsi lahan,” terang Suryo.
Dari luas 444,61 hektare tersebut, irigasi di Salatiga memiliki panjang 26.000 meter, dengan memperkerjakan 12 tenaga lapangan penjaga saluran, serta 13 bendung dengan pekerja 12 tenaga lapangan yang bertugas mengendalikan air.
Sebagai wilayah perkotaan, masalah sampah juga menjadi pekerjaan panjang karena masih bercampurnya irigasi dengan drainase. Jika irigasi semakin ke bawah semakin kecil debit airnya, sedangkan drainase semakin ke bawah semakin besar volumenya. (sas/zal)