RADARSEMARANG.COM, SALATIGA – Pemerintah Kota Salatiga merehabilitasi makam Kiai Abdul Wahid yang berada di Tingkir. Kiai Wahid adalah kakek KH Hasyim Asy’ari. Dan juga eyang canggah KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. Biaya rehabilitasi dianggarkan Rp 200 juta dalam anggaran perubahan 2019. Semasa hidupnya, Presiden RI keempat Gus Dur sudah dua kali berziarah ke makam Kiai Wahid.
Kasi Destinasi dan Promosi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Salatiga Panji Hanief Gumilang menuturkan rehabilitasi makam sudah mendapatkan persetujuan dari ahli waris. “Saya sowan ke ahli waris yang merupakan pimpinan ponpes Tebuireng di Jombang. Dan kami sudah mendapatkan izin untuk rehab tersebut,” tutur Panji.
Rehabilitasi ini sekaligus menjadikan makam tersebut sebagai salah satu tujuan wisata religi di kota Salatiga. Terlebih Tingkir Lor sudah ditetapkan sebagai lokasi pengembangan wisata Kota Salatiga sejak 2015. “Semoga dengan penataan kawasan makam leluhur pendiri NU ini menjadi pengingat perjuangan para tokoh muslim,” jelas Panji yang juga dikenal dengan kolektor barang antik.
Tidak jauh dari lokasi makam, terdapat masjid kuno. Namanya Al Furdhola. Salah satu indikasinya adalah adanya aksara dalam mimbar yang bertuliskan 1300 hijriyah. Dengan demikian usia masjid lebih dari 100 tahun. Masjid ini berbentuk joglo yang masih asli dan lantainya dari batu. “Konon, Kiai Wahid adalah bagian yang tidak terpisahkan dari laskar Diponegoro bersama Kiai Mojo dan Kiai Damarjati. Dan di masjid itulah, sering dilakukan pertemuan penting laskar Diponegoro,” imbuh Panji.
Rombongan keluarga pada Sabtu (26/10) lalu datang ke kota Salatiga. Rombongan dipimpin KH Agus Fahmi Amrullah (cucu KH Hasyim Asy’ari) bertemu dengan wali kota. Rombongan kemudian menuju ke makam KH Abdul Wahid yang berada di Tingkir. “Kami dari keluarga Tebu ireng turut mendoakan agar kegiatan ini diberi kelancaran,” tutur KH Agus Fahmi Amrullah. (sas/ton)