RADARSEMARANG.COM, SALATIGA – Menyambut Hari Tani Nasional ( HTN), puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Solidaritas Mahasiswa untuk Demokrasi (Smud) mengadakan unjukrasa di Bundaran Tamansari, Senin (23/9). Mereka menolak RUU Pertanahan atau Reforma Agraria (RA) yang dinilai merugian para petani.
Mereka memulai aksinya di depan kampus I IAIN Salatiga di Jalan Tentara Pelajar. Kemudian melakukan longmarch menuju ke bundaran Tamansari. Di tempat itu mereka berorasi dan membagikan selebaran pernyataan sikap kepada masyarakat.
Koordinator aksi Fatkhurahman mengatakan, hingga akhir periode pemerintahan 2014-2019, realisasi Reforma Agraria tidak berhasil dijalankan. Sehingga hak-hak petani atas tanah masih diabaikan. “ Bahkan yang paling mengecewakan, agenda Reforma Agraria yang diperjuangkan 59 tahun oleh petani dan gerakan reforma agraria telah diselewengkan oleh pemerintah, “ teriaknya saat berorasi.
Dikatakannya di banyak tempat, tanah-tanah petani, wilayah adat, kampung nelayan, tanah garapan buruh tani, dan rakyat miskin lainnya diambil alih secara paksa secara sepihak oleh pemerintah dan oleh perusahaan yang juga dilegitimasi oleh keputusan pemerintah. Bahkan tak jarang melibatkan tentara dan polisi untuk menekan dan menggusur dengan mengatasnamakan pembangunan.
Dikatakannya, ada lima masalah pokok petani saat ini yaitu macetnya pelaksanaan reforma agraria yang telah dimandatkan Konstitusi, TAP MPR No. IX/2001, UUPA 1960, termasuk Evaluasi Satu Tahun Perpres Reforma Agraria, kedua pengabaikan penyelesaikan konflik agraria struktural di semua sektor. Kemudian perampasan tanah, penggusuran serta kriminalisasi yang masih dialami petani. (sas/bas)
