RADARSEMARANG.COM, Kajen – Warga pesisir di Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, dan Pasirsari, Kota Pekalongan, mendesak percepatan pembangunan tanggul untuk penanganan rob. Di antaranya pembangunan rumah pompa dan tanggul sungai. Mengingat warga di wilayah tersebut selama ini terdampak rob yang meluap dari Sungai Bremi. Sementara proyek penanganan rob hingga saat ini baru sampai tahap pembebasan lahan.
Salah satu dorongan dilontarkan Kepala Desa (Kades) Karangjompo Sumari. Ia mengatakan, paling tidak ada penanganan jangka pendek. Sebab rob belakangan ini mengganas. Banyak warga yang sudah menanyakan kapan proyek penanganan rob dimulai. “Kemarin-kemarin air sungai sudah limpas,” katanya.
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pekalongan Sumar Rosul telah meninjau lokasi yang akan didirikan rumah pompa. Proyek tersebut membutuhkan lahan seluas lima hektare. Itu untuk pembangunan bendung gerak, rumah pompa, dan fasilitas umum di sisi kiri-kanan sungai. Proyek tersebut akan dikerjakan oleh Pemerintah Pusat dengan APBN. Nilainya sekitar Rp 700 miliar.
Sementara itu, warga RW 4 Kelurahan Pasirsari, Kecamatan Pekalongan Barat, kemarin menggelar aksi damai. Mendesak percepatan penanganan rob. Aksi dilakukan di dekat jembatan dan tanggul darurat di sepanjang Sungai Bremi.
“Kami sudah capek, sejak 2010 tidak ada perubahan. Di sebelah dilakukan tanggul (Kabupaten Pekalongan) di daerah kami tidak,” sesal Nurul Jannah, warga Pasirsari, Rabu (24/5).
Nurul adalah bagian dari puluhan emak-emak RW 4, yang selama ini tinggal dekat bantaran Sungai Bremi. Pihaknya iri, karena di seberang sungai yang sama-sama banjir tapi yang jalan diperbaiki dengan paving dan ada tanggul permanen.
“Di tempat kami juga sangat-sangat membutuhkan sekali adanya tanggul permanen,” harapnya.
Ketua RW 4 Suyono menambahkan, warga selama ini juga tidak berdiam diri. Mereka swadaya mengumpulkan Rp 5.000 untuk membuat parapet atau tanggul. Namun sejauh ini belum cukup efektif. Tanggul darurat dari sandbag masih jebol, dan kena limpas air.
Sebenarnya Pemkot Pekalongan pernah membangun tanggul permanen hingga meninggikan jalan. Namun pembangunan berhenti akhir tahun lalu.
Kini masih tersisa sekitar 500 meter di wilayah RW 4 yang belum ditanggul. Alhasil, warga memilih untuk membuat tanggul sementara dengan dana swadaya tersebut.
“Kemarin, rob paling terparah itu di jembatan selatan kurang lebih 30 sentimeter, Jalan Pramuka sampai Pabean, ada yang selutut,” ujarnya.
Suyono mendapat kabar pembangunan tanggul akan dilanjutkan tahun ini. Tepatnya di sebelah timur. “Intinya masyarakat ingin diperbaiki seperti yang sebelah barat, ” ujarnya. (nra/han/zal)