RADARSEMARANG.COM, PEKALONGAN – Museum Batik Pekalongan memamerkan koleksinya yang menjadi simbol budaya multikultural. Yakni batik Kelengan. Pameran itu dianggap tepat di tengah perayaan Imlek tahun ini.
“Batik khas Kota Pekalongan sejak dahulu banyak pengaruh motif maupun warna dari luar, salah satunya motif Kelengan khas peranakan ini,” terang Kepala UPTD Museum Batik Pekalongan, Akhmad Asror, Jumat (27/1).
Batik Kelengan merupakan salah satu motif khas Kota Pekalongan. Batik tersebut akibat pengaruh budaya etnis peranakan Tionghoa. Batik ini biasa digunakan oleh masyarakat peranakan Tionghoa ketika berkabung atau berduka.
Dalam pembuatannya hanya dengan menutup permukaan kain dengan malam sesuai motif yang diinginkan. Kemudian dicelup pewarna batik. Batik Kelengan hanya memiliki dua warna, putih sebagai warna dasar dan biru. “Motif ini dulu di era-nya banyak dipakai peranakan di Kota Pekalongan,” tegasnya.
Kain batik Kelengan yang dipamerkan merupakan karya dari masyarakat peranakan Tionghoa Kota Pekalongan, yang dulunya tinggal di sekitar Jalan Belimbing, Sampangan, Pekalongan Timur.
Asror menambahkan, dipamerkannya Batik Kelengan ini sebagai tanda bahwa Batik Pekalongan itu multikultural. Memperlihatkan bahwa Kota Pekalongan kaya akan budaya dan etnis.
“Di Kota Pekalongan masyarakatnya walaupun multikultural tetap guyub rukun dan berdampingan satu sama lain hingga sekarang,” ujarnya.
Asror mengungkapkan, belum lama ini, cucu dari sang pengrajin Batik Kelengan ini sempat berkunjung ke Museum Batik. Dan melihat secara langsung karya batik dari neneknya tersebut. (han/zal)