RADARSEMARANG.COM, PEKALONGAN – Museum Batik Kota Pekalongan, tahun ini akan menambah sejumlah fasililtas dan layanan untuk menarik minat pengunjung. Pembenahan dilakukan setelah pihak museum mendapat alokasi APBD dan Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 800 juta.
DAK akan dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai dan fungsi museum. Seperti upgrade theatre mini atau ruang audio visual. Selain itu, akan menambah inovasi digital dengan barcode. QR code tersebut nantinya berisi penjelasan mengenai koleksi.
Sehingga nanti pengunjung saat masuk ruang pamer di samping ada keterangan singkat tentang batik yang dipajang, juga akan mendapat penjelasan secara naratif setelah men-scene barcode.
“Tujuan kami agar tidak banyak tulisan yang menempel di display, agar tidak mengganggu tampilan koleksi,” terang Kepala UPTD Museum Batik Kota Pekalongan, Akhmad Asror.
Sementara itu, terkait DAK akan difokuskan sesuai dengan juknis yakni untuk pengelolaan koleksi, program publik seperti lomba pelajar berjenjang. Kemudian menggelar pameran temporer, serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Dana DAK dan APBD yang didapat, imbas dari pencapaian target pengunjung. Berdasar catatan, tahun lalu Museum Batik telah dikunjungi 30 ribuan wisatawan. Dengan PAD Rp 116 juta, dari target Rp 113 juta.
“Tentunya, ini menambah semangat untuk lebih berinovasi di tahun 2023,” katanya.
Asror berharap tahun ini Museum Batik Kota Pekalongan menjadi bangunan cagar budaya yang dapat menjaga warisan budaya leluhur dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Sehingga setelah ditetapkan sebagai cagar budaya tingkat kota, rencana akan mengajukan ke tingkat provinsi.
“Sehingga gedung bisa terawatt dan terjaga keasliannya,” tandasnya. (han/zal)