RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Varian baru penyakit hewan kini kembali mengancam ternak. Setelah wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) mereda, kini muncul varian baru bernama Lumpy Skin Disease (LSD). Sebagai antisipasi, Pemkot Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) mulai menggencarkan sosialisasi pencegahan dan pengendalian penyakit hewan menular. Seperti Rabu (14/12).
LSD sendiri adalah penyakit cacar kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV). Umumnya menyerang sapi dan kerbau. Virus ini memiliki dampak sosio-ekonomis besar. “Saat ini penyakit benjolan kulit tengah mewabah menyerang peternakan sapi di beberapa daerah,” jelas Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Muadi
Untuk itu, kewaspadaan terhadap penyakit LSD ini perlu ditingkatkan. Di antaranya dengan memperkuat sistem surveilans deteksi dini penyakit, memperketat pemeriksaan lalu lintas hewan, dan meningkatkan pengetahuan peternak sapi mengenai LSD.
Kegiatan tersebut melibatkan Satgas PMK dan para peternak. Adanya penyakit baru ini dihaapkan mereka meningkatkan kewaspadaan antisipasi. Paling tidak memahami karakter penyakit tersebut, dampak dan cara mengatasinya.
“Kami harapkan para Satgas PMK bersama pelaku usaha ternak, paham Operasional Prosedur yang seharusnya dilakukan,” tegasnya.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ilena Palupi mengatakan, hasil evaluasi kegiatan-kegiatan pencegahan dan penanganan PMK di Kota Pekalongan sudah zero case (berakhir). Namun, minggu lalu, saat tim melakukan uji sampling LSD, ternyata ditemukan ada enam ekor sapi potong di Kelurahan Kuripan Yosorejo, Kecamatan Pekalongan Selatan, dinyatakan positif LSD.
Ilena menerangkan, penyakit LSD ini ditularkan melalui vektor atau serangga yang berkeliaran di kandang ternak. Sehingga, diharapkan para peternak bisa melakukan pencegahan dini, jika menemukan banyak serangga maupun lalat di kendang ternak. Penyakit LSD ini juga disebabkan oleh virus, jadi karantina di kandang perlu diperketat lagi.
“Kami kemarin baru mendapat vaksin LSD dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah sebanyak 300 dosis. Itu diutamakan untuk Kecamatan Pekalongan Selatan,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin berharap Satgas maupun peternak peka terhadap kondisi ternaknya, termasuk dalam melakukan penanganan dan pencegahan agar kasus tidak meluas. (han/zal)