RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Ada pemandangan berbeda dalam gelaran Fashion Show on The Truck Rabu (5/10) malam lalu. Peragaan busana batik dilakukan oleh para pejabat teras Pemkot Pekalongan dan Forkopimda.
Dengan langkah mantab dan percaya diri, Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan mulai naik panggung. Sejenak kemudian sang istri, Inggit Soraya menyusul dari belakang. Keduanya langsung maju ke depan. Mengenakan kemeja batik bermotif bunga sepatu, dengan menebar senyum bak model professional, keduanya berlenggok dalam even Fashion Show on The Truck, pada Rabu malam (5/10).
Bergantian Wakil Wali Kota Pekalongan, Salahudin, Kapolres Pekalongan Kota, AKBP Wahyu Rohadi, Dandim 0710/Pekalongan, Letkol Inf Rizki Aditya, Forkopimda lainnya, masing-masing beserta istri, para kepala OPD (Organisasi Perangkat Daerah) di Lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan, dan pegiat batik. Mereka penuh percaya diri berlenggak lenggok di atas truk sebagai panggung catwalk.
Sorakan dan dukungan dari penonton menambah kemeriahan suasana kompleks Budaya Jatayu Pekalongan. Terlebih saat kepala dinas tampil, sorakan suporter dari masing-masing pegawai pun pecah. “Saya sudah latihan kemarin dan berusaha tampil terbaik,” ucap Aaf panggilan akrab wali kota.
Menurutnya, fashion show on the truck dengan disaksikan banyak masyarakat ini menjadi hal yang baru baginya dan jajaran Forkopimda.
“Walaupun ini baru bagi kami, acara fun fun saja. Bentuk partisipasi kami meramaikan Pekan Batik Nusantara,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Dekranasda Kota Pekalongan, Inggit Soraya mengungkapkan, fashion show ini beda dengan lainnya. Unik. Karena peragaan busana dilakukan di atas truk muatan barang, sebagai panggung catwalk. “Acara ini untuk mempromosikan Kota Pekalongan sebagai pusat batik dunia,” ujarnya.
Pakaian yang dikenakan model, yang sebagian besar pejabat merupakan karya para desainer dan UKM binaan DESMOKA (Desainer Mode Kota Pekalongan). Pihaknya berharap, melalui fashion show ini dapat menjadi penggerak roda perekonomian masyarakat, khususnya di batik, pariwisata dan kuliner. Acara ini juga, sebagai sarana menghidupkan ekonomi kreatif, khususnya pada sektor Craft and Folks Art, sebagaimana predikat yang disematkan UNESCO kepada Kota Pekalongan sejak 2014 lalu.
“Jika sektor batik semakin maju, sektor lain seperti kuliner, budaya, dan pariwisata yang lain juga terangkat,” imbuhnya. (han/zal)