RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Warga di sekitar peternakan sapi kini bisa menghemat biaya penggunaan gas untuk aktivitas rumah tangga. Mereka bisa memanfaatkan kotoran hewan (kohe) yang diolah menjadi biogas sebagai energi alternatif pengganti elpiji.
“Alhamdulillah kini lebih hemat penggunaan gas elpiji,” jelas Nailis warga Kelurahan Degayu Minggu (3/7).
Selama ini dirinya menggunakan elpiji melon ukuran 3 kg. Itu pun tiga hari sampai empat hari habis. Dengan adanya biogas, satu gas melon dapat digunakan hingga hingga minggu. “Sangat menghemat kebutuhan rumah tangga,” ujarnya.
Meskipun penggunaan biogos dijatah dalam waktu tertentu, namun hal itu sangat membantu penghematan. Warga berharap biogas yang dihasilkan bisa lancar dan berkelanjutan. “Ya meski biogas ini dari kotoran henwa tapi api yang dihasilkan tidak berbau,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua kelompok tani ternak sapi Eka Muncul Baru Ghofar mengungkapkan, tahun 2021 pihaknya menerima bantuan digester biogas dari Pemprov Jateng sebanyak dua titik. Setiap titiknya berkapasitas 20 kubik atau setara dengan kotoran dari 20 ekor sapi. “Biogas yang dihasilkan setelah proses fermentasi dari kohe 20 ekor sapi dapat dimanfaatkan untuk tujuh pengguna, melalui pipa,” jelasnya.
Sesuai dengan kapasitas digester, penggunaan biogas saat ini masih dibatasi. Saluran gas akan dibuka pukul 05.00 hingga 08.00, kemudian saluran ditutup. Siang hari kotoran hewan yang sudah dimasukkan dalam digester kembali diproses untuk pembentukan biogas untuk digunakan pada pukul 15.00-18.00.
“Saluran biogas kami buka pada waktu tertentu, karena jika dalam satu hari tidak kami batasi, keesokan harinya biogas tidak bisa digunakan oleh warga. Harus melalui proses lama dulu,” terangnya.
Biogas ini memang belum bisa dimanfaatkan setiap saat. Namun inovasi ini setidaknya bisa menekan pengeluaran warga dalam pembelian gas elpiji. (han/zal)