RADARSEMARANG.COM, Pekalongan – Kelompok Tani Ternak (KTT) di Panjang Baru, Pekalongan Utara mengeluhkan harga jual sapi turun. Dampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Konsumen juga turun, padahal menjelang Idul Adha para peternak biasanya panen.
Salah satu peternak dari KTT Panjang Baru Joko mengungkapkan, banyak calon pembeli enggan membeli meski disodori sapi pilihan yang sehat. Padahal harganya sudah murah, turun Rp 2-4 juta.
“Normal sapi bobot 2 kwintal yang biasanya hampir Rp 20 juta, dengan adanya PMK harga jualnya menurun,” ujarnya Rabu (29/6).
Pihaknya menegaskan, selama ini di peternakannya belum ada sapi yang terkena PMK. Selama ini pihaknya berupaya melakukan perawatan hewan ternak dengan baik. Mulai dari mengurangi aktivitas, membatasi orang masuk ke kandang, sterilisasi kandang ternak secara rutin, hingga memberi obat-obatan seperti antibiotik dan vitamin dari Dinperpa Kota Pekalongan
Adanya vaksinasi ini, kata Joko, cukup melegakan, karena bisa menangkal virus PMK agar hewan-hewan ternaknya tidak tertular. “Semoga dengan adanya vaksin ini, minat konsumen naik, kami bisa dapat keuntungan,” harapnya.
Sementara itu, Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) mulai melakukan vaksinasi PMK tahap pertama. Vaksinasi dilakukan secara simbolis oleh Wali Kota Pekalongan, HA Afzan Arslan Djunaid di Kampung Widoro, RT 04, RW 07, Kelurahan Kandang Panjang.
“Alhamdulillah mulai penyuntikan vaksin PMK ke ternak terutama sapi, semoga sehat semua,” ucap Aaf-sapaan akrab Afzan Arslan Djunaid-.
Aaf menyebutkan, pada pemberian vaksin PMK tahap satu ini, Kota Pekalongan mendapatkan alokasi 100 dosis vaksin. Pihaknya berharap, seluruh hewan ternak yang sehat bisa terakomodir vaksin PMK dan suspek PMK bisa semakin banyak yang sembuh. “Mudah-mudahan di tahap kedua nanti semuanya bisa divaksin PMK semua,” serunya.
Sementara itu, Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Muadi menjelaskan, jumlah vaksin 100 dosis pada tahap pertama ini memang masih mencakup 67 persen dari jumlah hewan ternak yang ditargetkan. Diketahui, jumlah populasi sapi di Kota Pekalongan ada 606 ekor. Sebanyak 300 ekor merupakan sapi perah, dan sisanya sapi potong.
“Dari jumlah tersebut, sudah ada sekitar 130-an ekor sapi yang terinfeksi PMK, sementara 150-an ekor masih di kendang, = belum terinfeksi (sehat),” terang Muadi. (han/zal)