RADARSEMARANG.COM, PEKALONGAN – Kaum perempuan utamanya emak-emak menjadi sasaran dalam pemulihan ekonomi melalui ekonomi digital. Selain punya peran penting dalam keluarga, terbukti kaum perempuan berkuasa dalam industri usaha kecil menengah (UKM).
“Sudah seharusnya kaum perempuan terutama ibu, beradaptasi dengan ekonomi digital,” jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kantor Perwakilan Tegal M Taufik Amrozy melalui Manager Unit Kebijakan Sistem Pembayaran Agus Harijanto di aula kantor PKK Kota Pekalongan, Jumat (27/5).
Berdasar catatan, kata Taufik, ada 52 persen dari 63,9 juta pelaku usaha mikro di Indonesia adalah perempuan. Kemudian, 56 persen dari 193 ribu usaha kecil pemiliknya adalah perempuan. Adapun 34 persen dari 44,7 ribu pelaku usaha menengah adalah perempuan.
Untuk itu, BI Tegal menggandeng Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Pekalongan melalui pokja II menyelenggarakan sosialisasi literasi keuangan digital bagi para pengurus PKK.
Melalui sosialisasi ini, ia berharap emak-emak yang memiliki peran sebagai pengadaan logistik keluarga dapat memahami cara bertransaksi dengan uang digital melalui platform e-commerce yang praktis, cepat, mudah dan efisien.
Sementara itu, Ketua PKK Kota Pekalongan, Inggit Soraya mengapresiasi perwakilan BI Tegal karena telah memberi kesempatan pihaknya untuk mengikuti sosialisasi keuangan digital.
“Edukasi literasi keuangan digital ini sangat penting zaman sekarang,” katanya.
Inggit menilai, sosialisasi keuangan digital selama ini hanya menyasar pelaku UMKM saja, belum menyentuh masyarakat umum seperti kaum ibu rumah tangga. Terlebih, pasca pandemi Covid-19, dunia digital berkembang sangat cepat dan pesat. Sehingga sudah saatnya sebagai kader PKK dapat mengikuti perkembangan zaman, sehingga dapat menularkan ilmu yang didapat kepada warga binaan.
“Nanti tiap ibu bisa getok tular, hingga sampai keluarga bisa saling mengedukasi,” tandasnya.
Ingit berharap dengan edukasi ini, penggunaan non-tunai (Q-ris) perlahan akan dipahami oleh masyarakat. Ddukasi ini sangat penting, karena perempuan merupakan penggerak ekonomi keluarga. Sehingga mereka memiliki andil dalam pemulihan ekonomi nasional.
Namun para ibu tetap harus mempertimbangkan dalam bertransaksi. Jangan membeli sesuatu karena gengsi. Jadi harus lebih cerdas. “Dengan kemudahan bertransaksi, Ibu-ibu harus pintar mengatur keuangan dan kontrol diri sesuai manfaat dan kebutuhan,” tegasnya. (han/zal)